Selasa 05 Jan 2016 08:13 WIB

Turki Ingin Saudi dan Iran Berdamai

Presiden Turki Reccep Tayyib Erdogan
Presiden Turki Reccep Tayyib Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA --  Turki memutuskan tidak ingin memanaskan hubungan antara Saudi dan Iran. Pejabat Turki meminta agar Iran dan Saudi meredakan ketegangan. Memanasnya hubungan kedua negara hanya akan memperburuk masalah di kawasan.

"Kami ingin kedua negara keluar dari ketegangan yang hanya akan memperburuk situasi di Timur Tengah," ujar Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmus seelah pertemuan kabinet seperti dikutip Anatolia. "Sudah cukup. Kami butuh kawasan yang damai."

Hubungan Saudi dan Iran memburuk setelah Riyadh mengeksekusi mati ulama Syiah Nimr al-Nimr yang dinyatakan bersalah akhir pekan lalu.

Pendukung Nimr merusak kantor kedutaan Saudi di Teheran. Sebagai balasan, Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Saudi juga akan menghentikan penerbangan dari dan menuju Iran.

Sama dengan Saudi, Turki merupakan negara Muslim Suni. Hubungan antara keduanya pun semakin harmonis dalam beberapa waktu terakhir. Belum lama ini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan Raja Salman.

Baca juga, Saudi Putuskan Penerbangan dengan Iran, Bagaimana yang Ingin Beribadah? Berbeda dengan Riyadh, Ankara memutuskan untuk menolak hukuman mati. Turki menghapuskan hukuman mati sebagai syarat bergabung dengan  Uni Eropa.

"Kami merupakan negara yang menghapuskan hukuman mati. Hukuman mati, terutama yang bermotif politik tidak membantu dalam mencapai perdamaian di kawasan," ujarnya.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement