Selasa 05 Jan 2016 14:45 WIB

Stadion Gedebage Diusulkan Jadi Pembukaan PON 2016, Ini Komentar Aher

Red: M Akbar
Ahmad Heryawan
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Umum Pengurus Besar Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Gedebage Kota Bandung, masih berpeluang untuk digunakan sebagai lokasi pembukaan dan penutupan PON XIX/2016.

"Saya mendapatkan informasi dari Kepala Dinas Permukiman dan Perumahan dan Kadisorda Jabar bahwa Kemenpora menyurati kepolisian untuk meminta izin penggunaan stadion di kawasan Gedebage Kota Bandung tersebut," kata Ahmad Heryawan, di Bandung, Selasa (5/1).

Pihaknya menyambut baik jika Stadion GBLA bisa digunakan pada PON tahun ini namun ia memastikan upacara pembukaan dan penutupan masih dijadwalkan di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.

"Kalau melihat kondisi sekarang sampai hari ini belum ada perubahan, tetap di Jalak Harupat. Sampai sekarang SK-nya masih di Jalak Harupat," kata dia.

Menurut dia untuk mengubah kembali lokasi upacara pembukaan dan penutupan PON XIX/2016 diperlukan sejumlah pertimbangan matang.

"Stadion Gedebage atau GBLA memang lebih dekat, sesuai harapan pertama. Tapi masalahnya, ketika itu diizinkan Kapolri, secara teknis perbaikannya mungkin atau tidak mungkin dan dari sisi waktu. Ini kan sudah tahun H," katanya.

Ia mengatakan walaupun urung dijadikan sebagai tempat upacara pembukaan dan penutupan PON XIX dirinya menilai Stadion GBLA bisa digunakan untuk pertandingan sejumlah cabang olahraga, seperti sepak bola dan atletik.

"Untuk kami itu baik, karena masih bisa untuk menggelar pertandingan cabang olahraga," katanya.

Sementara itu, Kepala Biro HPU Pemprov Jabar Ruddy Gandakusumah memastikan, hingga saat ini belum ada izin penggunaan Stadion GBLA dari kepolisian dan terkait permohonan izin, pihaknya mengaku telah dua kali menyurati Kapolri hingga Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.

"Ini tidak terlepas dari status Stadion GBLA yang masih berada dalam penyelidikan Polri terkait dugaan kasus korupsi saat pembangunannya karena ada masalah hukum, jadi secara formal aset itu dalam kewenangan Polri. Kami sangat menghormati dan menghargai proses hukum," katanya.

Dirinya menuturkan meskipun Polri mengizinkan penggunaan Stadion GBLA namun pihaknya meragukan stadion tersebut bisa digunakan untuk upacara pembukaan dan penutupan PON karena banyak hal yang harus dipenuhi untuk menentukan lokasi kegiatan tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement