REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai 5 Januari 2016 ini tidak diiringi dengan menurunnya ongkos angkutan umum di Kota Bandung.
Sopir-sopir angkot masih memberlakukan tarif yang sama dalam rutenya.
Kebanyakan sopir merasa penurunan harga bbm sangat sedikit. Karenanya jika menuunkan tarif justru mereka mengaku akan lebih merugi.
Sopir angkot trayek Cicaheum - Ledeng Rian (25) mengatakan penurunan harga bbm tidak memberikan dampak apapun. Termasuk akan bertambahnya penghasilan. Mengingat ia harus bersaing dengan berbagai angkutan lainnya.
"Kita kerja sudah banyak saingan. Ada TMB (Trans Metro Bandung), bis Damri, angkot-angkot yang lain. Justru kalau turun malah bangkrut yang ada," kata Rian kepada Republika di Terminal Cicaheum, Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/1).
Menurutnya, angkutan umum di Kota Bandung sudah banyak bersinggungan. Persaingan semakin ketat. Jika diturunkan maka penghasilannya jauh lebih berkurang.
Senada dengan Rian, Sopir angkot 01 Cicaheum - Kalapa, Roy Adi (27) juga tidak menurunkan tarif ongkos karena penurunan harga BBM tidak sebanding dengan pemenuhan kebutuhan. Harga barang kebutuhan pokok dan lainnya terus melonjak.
"Enggak ada penurunan. Turun bbm aja cuma sedikit. Dulu naik tinggi sekarang turun cuma sedikit. Apa-apa kebutuhan juga makin mahal," ujar Roy.
Angkot-angkot di Kota Bandung masih memberlakukan tarif yang sama. Untuk jarak dekat biasanya penumpang harus membayar Rp 2.500. Sementara untuk jarak jauh seperti trayek awal ke akhir trif sebesar Rp 7.000- Rp 9.000 tergantung jaraknya.
Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, Enjang Mulyana mengatakan wajar tarif angkot tidak turun. Meskipun harga bbm telah diturunkan oleh pemerintah.
Enjang menilai penurunan harga BBM tidak sejalan dengan turunnya harga kebutuhan pokok. Bahkan harga suku cadang untuk perawatan angkot juga masih mahal.
"BBM turunnya tidak signifikan. Sementara suku cadang angkot masih di atas angin. Tidak turun-turun," kata Enjang.
Namun, ia mengaku akan mengkaji ulang tarif angkot Kota Bandung. Dalam waktu dekat, Dishub Kota Bandung akan mengundang pihak-pihak terkait untuk membahas mengenai penurunan harga BBM ini.
Ketua koperasi angkutan Kobanter, Dadang Hamdani mengaku belum ada kebijakan penurunan tarif angkot dari Organda Pusat. Jadi kemungkinan besar tidak akan ada penurunan tarif.
Ditambahkan pula oleh Dadang, penurunan tarif angkot bisa berdampak menurunnya penghasilan sopir. Padahal sopir sudah bekerja keras meski kondisi moda transportasi angkot tengah kritis. Ditambah kondisi Kota Bandung yang macet, sebagian masyarakat memilih untuk menggunakan moda transportasi lain atau menggunakan sepeda motor.
"Dari jumlah penduduk di Kota Bandung, 20 persennya itu penumpang transportasi. Dan jumlah itu diperebutkan oleh beberapa moda transportasi," ungkap Dadang.
Seperti diketahui, harga Premium turun dari Rp 7.300 per liter menjadi Rp 7.150 per liter. Sedangkan harga solar turun dari Rp 6.700 per liter menjadi Rp 5.950 per liter. Perubahan harga tersebut berlaku mulai 5 Januari 2016.