Selasa 05 Jan 2016 16:18 WIB

Ini Dua Indikasi Pembobolan Koper Penumpang

Rep: c36/ Red: Esthi Maharani
Bandara Soekarno Hatta
Foto: .
Bandara Soekarno Hatta

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pihak keamanan maskapai Lion Air diduga terlibat dalam proses pembobolan koper dan pencurian barang penumpang di Bandara Soekarno Hatta. Ada dua hal yang diduga menjadi celah keterlibatan para sekuriti maskapai tersebut.

Kasatreskrim Polresta Bandara Soetta, Komisaris Polisi (Kompol) Aszhari, mengatakan dari pengakuan para tersangka oknum porter yang telah diamankan, sekuriti memiliki peran sebagai penadah barang hasil curian.

"Sekuriti berperan dalam menampung barang. Oknum porter nantinya mendapat imbalan berdasarkan jenis barang yang dicuri," tutur Aszhari ketika dijumpai wartawan di Mapolresta Bandara Soetta, Selasa (5/1).

Imbalan, lanjutnya,  diberikan oleh para sekuriti maskapai penerbangan. Selain peran sebagai penadah, sekuriti juga tidak memeriksa para porter sesuai prosedur setelah mereka menyelesaikan proses loading dan unloading koper penumpang.

"Sekuriti maskapai seharusnya cek atau geledah badan si porter. Namun, faktanya hal seperti itu sering tidak dilakukan," tambah Aszhari.

Sebelumnya, pihak Polresta Bandara Soetta menangkap empat oknum porter yang mencuri barang dari dalam koper penumpang. Keempat porter dari maskapai penerbangan Lion Air itu tertangkap setelah penelusuran dari bukti rekaman kamera CCTV PT AP II pada November lalu. Salah satu porter mengungkap adanya keterlibatan sekuriti bandara dalam proses pencurian barang-barang penumpang.

Saat ini, ada empat kelompok porter maskapai Lion Air yang bekerja di wilayah Bandara Soetta. Satu kelompok terdiri dari empat orang porter. Berdasarkan keterangan tersangka yang dihimpun Polresta Bandara Soetta, sekitar 12 orang dari setiap kelompok porter terlibat dalam proses pencurian barang bawaan penumpang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement