REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di samping Masjid Agung Roma berdiri bangunan berbentuk persegi panjang menyerupai huruf K. Bangunan yang masih terintegrasi dengan bangunan utama masjid ini berfungsi sebagai pusat kebudayaan Islam di Kota Roma, Italia. Spot paling menarik adalah deretan yang berdiri tegak.
Tiang-tiang dengan motif pohon kurma ini tertanam di beberapa titik bangunan berpola huruf K itu. Ada sekitar 32 tiang di bagian dalam dan 136 tiang di bagian luar masjid. Gedung Pusat Kebudayaan Islam yang memiliki beberapa ruang khusus ini berdiri sepanjang sisi ruas jalan via G Pezzana dengan daya tampung 2.500 jamaah.
(Baca: Masjid Agung Roma yang Besar dan Megah)
Beberapa ruangan dengan luas bervariasi merupakan fasilitas penunjang berkembangnya pusat kebudayaan ini. Tidak hanya ruang tempat shalat kecil sehari-hari (karena ruangan utama masjid digunakan untuk shalat Jumat saja), tetapi juga ada perpustakaan, auditorium berkapasitas 400 tempat duduk, ruang pameran, ruang resepsi, ruang konferensi, serta ruang administrasi.
Dari sisi luar, bangunan gedung yang memanjang dua lajur di belakang bangunan masjid menghasilkan garis latar horizontal antara Masjid Gunung Monte Antenne. Dua garis tersebut kemudian menumpuk untuk mengakomodasi sisi-sisi lengkungan kubah dan bangunan masjid dan dilengkapi dengan halaman tengah di antara keduanya.
(Baca Juga: Interior Masjid Agung Roma, Karya Seni Berkualitas Tinggi)
Sementara, lahan yang tersisa difungsikan untuk lahan parkir dan area taman yang ditanami dengan 100 batang pohon pinus roma budi daya Dewan Kota Roma dari Gunung Monte Antenne. Teknik pengerjaan kompleks masjid ini sama dengan pembangunan Mausoleom Romawi dan bagian dari Antonio da Sangello di Istana Farnese dan Oratorio di S. Filippo O Neri oleh Borromini.
Teknik ini dipilih karena keterikatan sejarahnya dengan Kota Roma, begitu pula dengan tampilannya yang elegan. Garis-garis tegas melintang pada jendela dan atap atap yang mengerucut melengkapi intergrasi kontekstual keseluruhan kompleks pusat kebudayaan Islam ini.
Hingga sekarang, masjid ini menjadi etalase mengenal Islam sebagai sebuah peradaban. Pengunjung bisa mengunjungi situs ini dua kali sepekan. Dua hingga tiga ribu pengunjung diprediksi berziarah ke masjid yang sudah masuk dalam peta panduan wisata resmi Kota Roma seperti pada the Michelin Tourist Guide.