REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengaku telah melakukan investigasi terkait adanya insiden menari di atas sajadah pada peringatan Hari Amal Bakti HAB) ke 70 di Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta ahad lalu.
"Dan itu murni kekhilafan. Jadi tidak ada maksud tertentu apalagi sampai melecehkan agama," ujar Lukman Hakim Saifuddin saat ditemui di kantor Kementerian Agama Jakarta, Selasa (5/1).
Ia menjelaskan, insiden tarian di atas sajadah tersebut bermula ketika adanya hiburan dari Bimbingan Masyarakat (bimas) Islam berupa tarian saman pada peringatan HAB di kanwil Kemenag DKI. Tari saman diikuti oleh 175 siswa.
Karena tarian dilakukan di lapangan maka diperlukan karpet sebagai alas agar siswa tidak terlalu sakit saat menari. Lalu digunakanlah karpet yang terletak di aula yang biasa digunakan untuk kegiatan sosial. Bukan karpet yang digunakan untuk shalat.
Setelah tarian salman selesai dilakukan kemudian masuk ke acara tarian bali. Namun, karpet yang digunakan untuk tari salman tidak sempat di gulung.
"Disinilah kekhilafan dan kelalaian teman-teman kanwil DKI. Dan kakanwil termasuk saya juga sudah menyampaikan permohonan maaf atas kekhilafan tersebut. Jadi sama sekali tidak ada maksud tertentu. Ini semata- mata kekhilafan," katanya.
Ia meminta agar insiden ini tidak dikait-kaitkan dengan peristiwa terompet cover Al Quran maupun sandal berlafaz Allah. Menurutnya, kedua peristiwa tersebut merupakan tindakan yang sudah berbentuk pidana dan di luar kontrol kementerian agama.
Ia melanjutkan, untuk insiden yang berkaitan dengan pidana maka kementerian agama melakukan koordinasi dengan aparat penegak hukum untuk menyelesaikan kasus tersebut sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.