REPUBLIKA.CO.ID, BANGUI -- Sebanyak 20 calon presiden (capres) dalam pemilihan umum
(pemilu) Republik Afrika Tengah (CAR) meminta pihak berwenang menghentikan penghitungan suara karena terjadi kecurangan dan penipuan.
Seperti dikutip laman Aljazirah, Selasa (5/1), permintaan diucapkan setelah hampir 40 persen suara dihitung. Para capres dalam konferensi pers yang diadakan Senin (4/1) mengaku keberatan dengan penghitungan suara.
Mereka menganggap proses pemilihan telah dirusak oleh kecurangan. Keberatan datang termasuk dari kandidat Karim Meckassoua yang merupakan mantan menteri luar negeri dari komunitas Muslim minoritas.
Sebelumnya, warga Republik Afrika Tengah menyampaikan aspirasinya dalam pemilu yang digelar pada 30 Desember 2015. Lebih dari 1,8 juta orang terdaftar untuk memilih di lebih dari 500 tempat pemungutan suara (TPS) nasional yang dijaga oleh pasukan penjaga perdamaian PBB.
Menurut hasil sementara, capres Faustin Archange Touadera yang merupakan perdana menteri periode
2008-2013 unggul dengan mendapatkan 30.999 suara. Kemudian diikuti oleh mantan perdana menteri Anicet Georges Dologuele dengan 28.162 suara.