REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan sudah mulai menemukan titik terang mengenai keberadaan dokter Richa Tri Handayani yang sebelumnya dikabarkan hilang sejak 30 Desember 2015.
"Alhamdulillah kami sudah mulai menemukan keberadaannya, mohon doanya," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda DIY Kombes Pol Hudit Wahyudi saat dihubungi di Yogyakarta, Selasa (5/1).
Menurut Hudit, dokter Richa bersama anaknya yang masih balita masih berada di Indonesia meski tidak lagi di wilayah Yogyakarta.
Setelah sebelumnya membentuk dua tim khusus untuk menelusuri keberadaan dokter alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta angkatan 2006 itu, ia mengatakan Polda DIY juga berkoordinasi dengan Polda wilayah lain. "Untuk menelusuri kasus ini kami meminta bantuan Polda wilayah lain," kata dia.
Meski belum jelas alasan kepergiannya, menurut Hudit, kemungkinan besar tidak atas dasar ingin bergabung dengan kelompok tertentu seperti ISIS.
Kendati di sisi lain ia juga belum dapat memastikan apakah kasus itu tergolong kasus penculikan atau bukan, sebab ia pergi atas dasar keinginan sendiri.
"Meski sampai sekarang kami masih melakukan penyelidikan, tampaknya tidak ada kecenderungan bergabung dengan ISIS," kata dia.
Menurut Hudit, hal itu terlihat dari pesan yang disampaikan melalui suratnya yang ditujukan kepada suami dan keluarganya bahwa dirinya tidak akan bergabung dengan kelompok ekstremis yang berbasis di Timur Tengah itu.
Diberitakan sebelumnya, seorang dokter Rica Tri Handayani (28) menghilang dengan membawa serta puteranya Zafran Alif Wicaksono yang masih balita.
Hal itu sesuai keterangan suaminya, Aditya Akbar Wicaksono yang secara resmi melapor ke Polda pada 31 Desember 2015.
Richa yang berdomisili di Lampung pada 12 Desember 2015 datang ke Yogyakarta untuk menemui suaminya (Aditya) yang sedang menempuh pendidikan spesialisasi dokter bedah di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Ia bersama suaminya pada 29 Desember 2015 menginap di rumah saudaranya di Maguwoharjo, Kabupaten Sleman.
Namun keesokan harinya pada 30 Desember, ketika suaminya sedang menempuh pendidikan spesialisasi di RS Sardjito Yogyakarta, Richa Tri Handayani meninggalkan rumah dengan alasan yang tidak jelas pada pukul 10.00 WIB.
"Sesuai penuturan saudaranya ia dijemput seseorang yang masih terhitung kerabatnya. Penjemput itu juga menggunakan pakaian khusus," kata dia.
Dalam kepergiannya itu, lanjut Hudit, ia meninggalkan sepucuk surat untuk suami dan keluarganya. Dalam suratnya ia berkeluh kesah bahwa saat ini banyak terjadi bencana yang antara lain disebabkan banyaknya umat Islam yang telah jauh dari aqidah.
"Lantas dia berpamitan dan merasa bertanggung jawab dengan mengabdi di jalan Allah," kata Hudit sesuai isi surat Richa kepada suaminya.