REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar maka Indonesia harus lebih aktif memerankan diri dalam mewujudkan perdamaian konflik Saudi Arabia dan Iran yang semakin memanas.
"Karena kalau konflik itu berkelanjutan dan memanas ini bukan hanya konflik dua negara tapi itu sudah akan berdampak negatif bagi negara lain," ujar Lukman Hakim Saifuddin saat ditemui di kantor kementerian agama Jakarta, Selasa (5/1).
Ia menjelaskan itu saat mendampingi Majelis Ulama Indonesia (MUI) menemui Presiden Joko Widodo pagi ini. MUI berharap Indonesia dapat berfungsi sebagai mediator dalam konflik ini.
Menurut menag, Presiden Joko Widodo menyambut baik rencana ini. Meskipun presiden menyadari berperan sebagai mediator bukanlah hal yang mudah karena kompleksnya permasalahan.
Ia melanjutkan, Konflik antara Iran dan Saudi ini bukan hanya menimbulkan korban jiwa tetapi juga memiliki dampak destruktifnya yang luar biasa bagi kehidupan. Salah satunya akan meruntuhkan sejumlah bangunan peradaban yang sudah di bangun dengan susah payah. Untuk itu konflik ini harus disudahi.
Baca juga, Ini Jalan Panjang Konflik Saudi-Iran, dari Revolusi Hingga Insiden Makkah.
Hubungan Saudi dan Iran memanas setelah Riyadh mengeksekusi mati ulama Syiah Nimr al-Nimr. Eksekusi itu mendapat kecaman dari Iran. Demonstran di Teheran bahkan merusak kedutaan Saudi. Pascapengrusakan itu, Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.