REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sedang mengalami ujian sebagai proses untuk menjadi partai politik menjadi lebih besar dalam perpolitikan nasional.
Dalam peringatan Hari Lahir PPP ke-43 tingkat Sumut di Medan, Selasa (5/1) malam, Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sumut Yulizar Parlagutan Lubis mengakui jika pihaknya sedang mengalami cobaan yang sangat menyita waktu dan tenaga.
Meski begitu, parpol berlambang Kabah tersebut tidak pernah bersikap sinis terhadap masalah yang berkaitan dengan dualisme kepengurusan tersebut. Sebagai partai Islam, PPP menilai perbedaan itu sebagai dinamika, bahkan rahmat untuk menambah kedewasaan dalam berpolitik.
Karena itu, pihaknya selalu mengajak seluruh kader PPP di Sumut untuk selalu bersikap dewasa dalam menyikapi perbedaan pendapat tersebut."Kita boleh berbeda pendapat, tetapi jangan sampai menjadi pertumpahan darah, apalagi sesama umat Islam," katanya dalam kegiatan yang dihadiri Ketua DPP PPP Fadly Nurzal dan Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Hasban Ritonga.
Menurut Yulizar, PPP yang didirikan kalangan ulama tersebut telah melalui sejarah panjang dan mengalami pasang surut dalam perpolitikan nasional. PPP pernah mendapatkan posisi terhormat sehingga menerima kehormatan untuk menempatkan kader terbaiknya Hamzah Haz sebagai Wapres RI.
Meski demikian, PPP juga pernah juga mengalami masa surut dengan berbagai dinamika sehingga memunculkan wacana untuk membentuk PPP Reformasi. Berbagai cobaan dan tantangan tersebut mampu dihadapi PPP sehingga terus bertahan sebagai parpol yang memberikan kontribusi dalam perpolitikan nasional.
Karena itu, pihaknya terus mengajak seluruh kader PPP untuk menganggap masalah yang sedang dihadapi tersebut sebagai ujian untuk menjadikan PPP sebagai parpol yang lebih besar.