REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH—Kandidat Presiden FIFA Pengeran Ali berniat mengamankan seluruh suara yang berasal dari sejumlah asosiasi penentang Sepp Blatter. Ali mengatakan, asosiasi-asosiasi sepak bola dunia yang selama ini frontal mengecam kepemimpinan Blatter karena curiga ada korupsi di tubuh FIFA laik diacungi jempol.
“Seperti FA (asosiasi sepak bola Inggris). Mereka punya moral yang tinggi, terlihat dari yang mereka lakukan pada masa lalu (menentang Blatter),” ujar Ali, dikutip BBC Sport, Rabu (6/1).
Pangeran Yordania ini berujar, pada masa lalu Inggris kerap jadi bahan olokan asosiasi negara lain yang dekat dengan Blatter. (Baca juga: Pangeran Ali: Malapetaka Bila Saya tidak Jadi Presiden FIFA)
Penyebabnya, FA melalui ketua mereka Greg Dyke kerap mengkritisi Blatter yang dianggap korup menjalankan kepemimpinan sebagai Presiden FIFA.
Namun sekarang, banyak pihak yang baru tersadar jika sebenarnya yang FA lakukan selama ini adalah benar. Terbukti, para petinggi FIFA termasuk Blatter kini sudah dinonaktifkan dan dilarang terlibat dalam dunia sepak bola.
Bahkan, Blatter kini sedang berada dalam investigasi kejaksaan Swiss dan FBI Amerika terkait sejumlah dugaan korupsi.
“Sekarang semua orang di dunia sepak bola menghormati Inggris. Banyak pihak yang ingin melihat FA terlibat dalam masa depan FIFA yang baru,” kata Ali.
Oleh karena itulah, Ali yang akan jadi kandidat pada pemilihan 26 Februari nanti akan mengakomodasi ide-ide FA untuk FIFA di masa kepemimpinannya.
Sebelumnya, Ketua FA Greg Dyke menyebut Blatter merupakan pribadi korup seiring dengan usaha kakek 79 tahun itu ingin menguasai FIFA dalam waktu lama. Menurut Dyke, Blatter yang sudah memimpin FIFA sejak 1998 silam tidak pantas diberi simpati lagi meski sekarang sedang dalam masalah hukum serius.
“Tidak ada simpati untuk Blatter, dari dulu pun menurutku ini sudah menyedihkan karena dirinya tak mau memisahkan diri dari FIFA,” kata Dyke beberapa waktu lalu.
Dyke yang memang terkenal sangat tidak setuju dengan rezim Blatter ini berujar, sanski tegas amat layak dijatuhkan kepada Blatter. Penyebabnya, Dyke selalu menemukan fakta mengherankan dari seorang Blatter.
Fakta tersebut adalah, setiap kali ada indikasi korupsi terendus di FIFA, Blatter selalu membuat tameng kuat. Perisai itu ialah dengan menyebut bahwa semua isu korupsi yang dilempar merupakan langkah untuk melemahkan FIFA.
“Dia selalu berdalih itu untuk melindungi FIFA, padahal sebenarnya dia ingin melindungi dirinya sendiri,” kata Dyke.