REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu pemilik angkutan metro mini Azaz Tigor Nainggola mengatakan penghasilan supir dalam satu bulan paling besar hanya Rp 2 juta. Dia meminta para sopir berlapang data mengikuti solusi yang ditawarkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dibanding meminta gaji Rp 8 juta sebagai syarat integrasi.
Tigor mengakui menurunnya penumpang metro mini diakibatkan kualitas kenyamana dan keamanan yang tidak sesuai standar. Sehingga ia setuju pada usulan revitalisasi dan integrasi dengan Transjakarta yang ditawarkan Pemprov. Menurutnya, para sopir pun sebaiknya berbesar hati menerima usulan tersebut. Sebab ia merasa penghasilan supir kini terus berkurang.
"Sopir metro mini itu paling besar penghasilannya cuma 2 juta per bulan dengan asumsi satu hari dapat 100 ribu dan 20 hari narik. Soalnya mereka kan ga narik setiap hari," katanya kepada Republika, Rabu (6/1).
Menurutnya, jika sopir mampu menghasilkan pendapatan bersih sebesar 100 ribu rupiah pun tergolong hebat. Sebab, hingga saat ini jumlah penumpang terus menurun karena tidak puas dengan kondisi metro mini yang mereka naiki. Apalagi dengan munculnya ojek daring pun penumpang metro mini terus berkurang.
"Itu juga hebat banget kalau sudah dapat 100 ribu sehari. Soalnya penumpang sekarang kan sepi. Jadi logikanya dengan penumpang sepi harusnya ikutin solusi dari Ahok biar metro mini makin bagus pelayanannya," jelasnya.