REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya dan Polres Kepulauan Seribu menginvestigasi kematian Ade Hilman Sandika (13 tahun), yang tenggelam di Kepulauan Seribu. Siswa kelas 7 SMP Islam Terpadu Darusalam Cibitung, Bekasi, itu tenggelam saat sedang mengikuti acara outbound keliling Pulau Krapak dan pelatihan berenang.
"Apakah ada kelalaian, karena harus ada pertanggungjawaban. Sekarang sedang olah TKP," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditkrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti di Mapolda Metro Jaya, Rabu (6/1).
Krishna mengatakan, saat ini kasus itu sedang dalam proses penyelidikan guna mengetahui kecelakaan tersebut. Jika ada unsur pidana, sekolah tempat korban bisa dikenakan Pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan kematian pada orang lain.
Namun, ia mengaku belum bisa menyimpulkan tentang penyebab kematian korban. Kepala sekolah SMP Islam Terpadu juga telah diperiksa.
Saat ini jenazah korban masih berada di Pulau Krapak, Kepulauan Seribu. Rencananya jenazah Ade akan dibawa ke Jakarta untuk dilakukan autopsi.
Dirawikan Krishna, ratusan siswa yang mengikuti outbound. Mereka dilatih di perairan dangkal dekat pantai. Namun, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
Saat seorang guru menghitung jumlah siswa usai kegiatan selesai, ternyata kurang satu orang. Saat itu baru diketahui Ade tenggelam.
Lima orang sempat berusaha berusaha menyelamatkan Ade. Sayang nyawanya tidak dapat tertolong.
Acara itu melibatkan 270 murid. Rinciannya, 190 murid TK/SD, 50 murid SMP dan delapan karyawan, enam perwakilan orang tua, perwakilan yayasan 14 orang, dan dua juru masak.
"Itu orang-orang yang akan kami periksa. Tadinya rencana tiga hari, dua malam. Jadi peristiwa sore hari kemarin, saat mendarat," kata Krishna.