REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Penjaga perdamaian PBB menghadapi tuduhan baru mereka melakukan pelecehan seksual terhadap empat anak-anak perempuan di Republik Afrika Tengah (CAR), yang terbaru dalam serangkaian pemerkosaan anak-anak oleh pasukan itu.
PBB pada Selasa (5/1) mengatakan telah memberitahu ketiga negara yang terlibat klaim itu dan meminta mereka menyelidiki pasukan mereka, yang bertugas dalam MINUSCA di Bangui. Juru bicara PBB menolak menyebutkan negara tersebut dan berapa banyak tentara terlibat, namun sejumlah sumber mengatakan yang terlibat itu berasal dari Gabon, Mesir dan Maroko.
Pasukan PBB itu dalam pernyataan mengatakan sedang menyelidiki tuduhan ke pasukan internasional di Bangui tersebut, tanpa menyebutkan keterangan lebih lanjut. Tuduhan terbaru itu menambah jumlah kasus pelecehan seksual yang melibatkan penjaga perdamaian PBB di Republik Afrika Tengah menjadi 26 perkara.
Kepala misi PBB itu Parfait Onanga Anyanga kepada pasukan dan kepolisian di Bangui mengatakan tidak akan ada tenggang rasa untuk ulah sejenis itu dan pelaku tidak akan mendapatkan kesenangan. Keempat anak perempuan yang menjadi korban masih berada di bawah umur, mereka mendapatkan perawatan medis, dan juga sepatu, pakaian serta peralatan kebersihan.
Para tentara dituduh melakukan pemerkosaan, eksploitasi seksual dan transaksi seksual dengan anak-anak itu, beberapa dari mereka tinggal di sebuah kamp bagi para warga yang lari dari rumahnya di Bangui.
Skandal terbaru itu sedang diperdebatkan oleh Dewan Keamanan PBB dalam sebuah pertemuan tertutup, memicu permohonan langkah baru untuk menghentikan kasus yang terjadi lagi tersebut.
"Kami sangat muak dan lelah karena kasus ini muncul lagi setiap kali," kata duta besar Selandia Baru Gerard van Bohemen kepada para wartawan setelah pertemuan dilakukan.
Baca juga:
Kelompok Anti-Islam Pegida Buka Cabang di Inggris
Penduduk Perbatasan Cina Dievakuasi Setelah Uji Nuklir Korut