Rabu 06 Jan 2016 17:50 WIB

Pasukan PBB Kembali Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual

Pasukan penjaga perdamaian PBB berpatroli di Kouroume, Mali pada 13 Mei 2015
Foto: reuters
Pasukan penjaga perdamaian PBB berpatroli di Kouroume, Mali pada 13 Mei 2015

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Penjaga perdamaian PBB menghadapi tuduhan baru mereka melakukan pelecehan seksual terhadap empat anak-anak perempuan di Republik Afrika Tengah (CAR), yang terbaru dalam serangkaian pemerkosaan anak-anak oleh pasukan itu.

PBB pada Selasa (5/1) mengatakan telah memberitahu ketiga negara yang terlibat klaim itu dan meminta mereka menyelidiki pasukan mereka, yang bertugas dalam MINUSCA di Bangui. Juru bicara PBB menolak menyebutkan negara tersebut dan berapa banyak tentara terlibat, namun sejumlah sumber mengatakan yang terlibat itu berasal dari Gabon, Mesir dan Maroko.

Pasukan PBB itu dalam pernyataan mengatakan sedang menyelidiki tuduhan ke pasukan internasional di Bangui tersebut, tanpa menyebutkan keterangan lebih lanjut. Tuduhan terbaru itu menambah jumlah kasus pelecehan seksual yang melibatkan penjaga perdamaian PBB di Republik Afrika Tengah menjadi 26 perkara.

Kepala misi PBB itu Parfait Onanga Anyanga kepada pasukan dan kepolisian di Bangui mengatakan tidak akan ada tenggang rasa untuk ulah sejenis itu dan pelaku tidak akan mendapatkan kesenangan. Keempat anak perempuan yang menjadi korban masih berada di bawah umur, mereka mendapatkan perawatan medis, dan juga sepatu, pakaian serta peralatan kebersihan.

Para tentara dituduh melakukan pemerkosaan, eksploitasi seksual dan transaksi seksual dengan anak-anak itu, beberapa dari mereka tinggal di sebuah kamp bagi para warga yang lari dari rumahnya di Bangui.

Skandal terbaru itu sedang diperdebatkan oleh Dewan Keamanan PBB dalam sebuah pertemuan tertutup, memicu permohonan langkah baru untuk menghentikan kasus yang terjadi lagi tersebut.

"Kami sangat muak dan lelah karena kasus ini muncul lagi setiap kali," kata duta besar Selandia Baru Gerard van Bohemen kepada para wartawan setelah pertemuan dilakukan.

 

Baca juga:

Kelompok Anti-Islam Pegida Buka Cabang di Inggris

Penduduk Perbatasan Cina Dievakuasi Setelah Uji Nuklir Korut

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement