Petani Cilacap Diminta Tanam Varietas Genjah

Red: Taufik Rachman

Rabu 06 Jan 2016 18:27 WIB

Petani mencabut bibit tanaman padi yang siap ditanam di Persawahan Kawasan Lingkar Timur, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (20/11). Foto: Antara/Umarul Faruq Petani mencabut bibit tanaman padi yang siap ditanam di Persawahan Kawasan Lingkar Timur, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (20/11).

REPUBLIKA.CO.ID,CILACAP -- Petani di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, diimbau untuk menanam padi varietas genjah atau berumur pendek guna mengantisipasi minimnya curah hujan, kata Koordinator Penyuluh Pertanian Cilacap Surur Hidayat.

"Selain itu, kami juga merekomendasikan petani menanam varietas yang toleran atau resisten terhadap kondisi cuaca," katanya kepada wartawan di Cilacap, Rabu.

Ia mengatakan bahwa berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), El Nino masih berpengaruh terhadap kondisi cuaca di Indonesia hingga Februari meskipun relatif melemah.

Dengan demikian, kata dia, curah hujan diprakirakan masih di bawah normal sehingga musim tanam pertama berlangsung mundur.

Padahal dalam kondisi normal, lanjut dia, wilayah Jawa Tengah bagian selatan pada bulan Maret hingga Mei biasanya sudah memasuki pancaroba atau masa peralihan dari musim hujan menuju kemarau.

"Oleh karena itu, kami mengimbau petani menanam padi varietas genjah pada musim tanam pertama ini guna mengantisipasi minimnya curah hujan karena dengan menanam padi yang berumur pendek memungkinkan masa tumbuh tanaman pada musim tanam kedua bisa optimal," katanya.

Menurut dia, varietas genjah yang direkomendasikan untuk ditanam petani pada musim tanam pertama di antaranya ciherang, mekongga, situ bagendit, dan beberapa seri Inpari.

Kendati merekomendasikan varietas genjah, dia mengatakan bahwa Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Cilacap tidak merekomendasikan benih jenis hibrida karena rawan penyakit yang disebabkan suhu panas dan kelembaban tinggi.

"Jenis hibrida mudah terserang hawar daun, blast, dan patah batang leher termasuk rawan serangan hama wereng," katanya.

Sebelumnya, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meterologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan bahwa El Nino masih memengaruhi kondisi cuaca di wilayah Jateng selatan khususnya Cilacap, salah satunya mengakibatkan peningkatan suhu udara maksimum.

Menurut dia, suhu udara maksimum harian di Cilacap pada bulan Januari rata-rata berkisar 31-32 derajat Celcius namun dalam beberapa pekan terakhir sempat mencapai 33 derajat Celcius.

"Kalau suhu permukaan laut yang tinggi, pasti akan banyak turun hujan namun saat ini masih jarang hujan. Peningkatan suhu udara ini karena El Nino masih berpengaruh meskipun mulai melemah," katanya.

Kendati demikian, dia memprakirakan curah hujan pada bulan Januari di Cilacap diprakirakan berlangsung normal, yakni berkisar 300-400 milimeter.

Terpopuler