Rabu 06 Jan 2016 19:37 WIB

Menristekdikti: Pengembangan Sel Punca Harus Dipercepat

Sel Punca Embrionik
Foto: Wikipedia
Sel Punca Embrionik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan pengembangan sel punca harus dipercepat. Agar dapat menjadi modal mempertahankan produktivitas guna memaksimalkan bonus demografi.

"Ini (sel punca) akan benar-benar menghasilkan sumber daya manusia dengan produktivitas yang tinggi dan sehat dalam bonus demografi sampai 2030," katanya setelah mengunjungi fasilitas laboratorium Stem Cell and Cancer Institute (SCI) milik PT Kalbe Farma Tbk di Jakarta, Rabu (6/1).

Oleh karena itu, ia mendukung dibentuknya konsorsium yang melibatkan akademisi, pihak swasta, dan 11 rumah sakit yang telah ditunjuk untuk menjadi Pusat Pengembangan Pelayanan Medis Penelitian dan Pendidikan Bank Jaringan dan Sel Punca oleh Kementerian Kesehatan (Kemkes) melalui Permenkes Nomor 32 Tahun 2014.

"(Bentuk) konsorsium pas, sehingga ada keseimbangan antara semua peneliti, baik peneliti dari perguruan tinggi, dari swasta seperti SCI, dan dari pemerintah," ujar dia.

Ia mengatakan telah meminta Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ratna Sitompul dalam waktu dekat untuk bisa mempertemukan seluruh peneliti sel punca dari 11 rumah sakit.

Ke-11 rumah sakit adalah RS Ciptomangunkusumo Jakarta dan RSUD Dr Soetomo Surabaya sebagai pembina, kemudian RS Jantung Harapan Kita, RS Fatmawati, RS Persahabatan, RS Kanker Darmais, RS Hasan Sadikin Bandung, RS Dr Sarjito Yogyakarta, RS Dr Karyadi Semarang, RS Sanglah Bali, dan RS Dr M Djamil Padang.

"Setelah itu kita bahas untuk menekankan pada masalah yang harus kita pecahkan, dibuat 'clustering' dari peneliti itu sendiri. Dari sana, konsorsium yang bisa menekankan siapa yang akan mengembangkan sel punca dari material apa, lalu yang lain mengembangkan dari bahan baku apa, jangan sampai semua sama sehingga tidak bervariasi," ujar dia.

Di tengah ketergantungan bahan baku obat yang mencapai 92 persen, katanya, sel punca bisa menjadi kesempatan untuk memberikan alternatif solusi kesehatan bagi masyarakat, karena itu pengembangan sel punca pun diharap bisa memanfaatkan keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia.

Menurut Ketua Dewan Riset Nasional (DRN) Bambang Setiadi, sel punca merupakan bentuk lompatan riset bermodal sumber daya manusia yang kuat dan teknologi. Sel punca diharapkan juga bisa mengobati kanker sehingga harus semakin cepat dikembangkan.

"DRN sedang memikirkan ada sebuah konsorsium untuk mengembangkan sel punca ini.

DRN akan memfasilitasi center-center yang melakukan penelitian dan pengembangan sel punca untuk menjadi konsorsium," ujar dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement