REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Pemilihan Presiden FIFA baru akan dilakukan pada bulan depan, tepatnya 26 Februari 2016. Sejauh ini, ada lima kandidat maju untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Sepp Blatter setelah pria 79 tahun tersebut dinonaktifkan dari dunia sepak bola karena sedang dalam masa penyelidikan terkait korupsi.
Salahsatu kandidat, Pangeran Ali sudah menyampaikan programnya andai terpilih nanti. Dia mengatakan hal yang paling akan ia ubah adalah mengenai pemilihan negara penyelenggara Piala Dunia.
Menurutnya, FIFA di era Blatter melakukan proses penunjukkan tuan rumah Piala Dunia dengan cara yang agak keliru bahkan janggal. "Contohnya, kunjungan ke negara-negara yang jadi kandidat dalam proses bidding oleh anggota Komite Eksekutif FIFA, saya pikir ini bukanlah hal benar," kata Ali dikutip dari BBC Sport Kamis (7/1).
Pangeran asal Jordania ini pun berjanji akan membuat proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia lebih ketat. Dia berujar, FIFA di bawah kepemimpinannnya akan coba menyontoh pada aturan ketat yang digunakan oleh Dewan Olimpiade Internasional. Menurutnya, pemilihan negara penyelenggara Olimpiade lebih ketat dibanding tuan rumah Piala Dunia.
Terlebih, para pejabat FIFA di era Blatter kini sedang diperiksa kejaksaan Swiss terkait pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 Rusia dan 2022 Qatar. "Kami tak mau mengulangi kesalahan yang sama seperti pada masa lalu," ujar pria berusia 40 tahun ini.
Bulan depan, Ali akan bersaing dengan empat kandidat lainnya, yakni Jerome Champagne, Gianni Infantino, Sheikh Salman bin Ebrahim al-Khalifa dan Mosima Gabriel "Tokyo" Sexwale