REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Setahun yang lalu, dua orang bersenjata bertopeng melepaskan tembakan di kantor majalah satir Charlie Hebdo. Insiden tersebut menewaskan 12 orang dan membawa teror ke dalam jantung Eropa.
Seperti diberitakan the Independent, Kamis (7/1), editor majalah Stephane Charbonnier bersama dengan empat kartunis, tiga staf editorial, pengawal dan seorang tamu tewas. Diperkirakan, karikatur kontroversial Nabi Muhammad yang diterbitkan majalah itu adalah motivasi tindakan pembantaian.
Buntut insiden penembakan adalah kecaman dari seluruh dunia. Orang-orang bahkan turun ke jalan-jalan untuk menunjukkan solidaritas mereka kepada korban. Direktur seni Prancis Joachim Ronchin juga menciptakan slogan 'Je Suis Charlie' yang dengan cepat menjadi viral di media sosial.
Slogan tersebut diadopsi pendukung sebagai kebebasan berbicara dan kebebasan pers yang tersebar dengan tanda pagar di Twitter.
Setahun setelah serangan, majalah ini masih menimbulkan kontroversi dengan kartun. Pekan ini Charlie Hebdo memublikasi edisi spesial peringatan satu tahun serangan tersebut. Karikatur sampul depan menggambarkan 'Tuhan sebagai teroris membawa pistol'. Headline majalah yang dirilis pada Rabu (6/1) itu berbunyi "Satu tahun berlalu: Pembunuh masih di luar sana".