REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) optimistis dengan prospek bisnis terutama sektor properti. Perseroan menargetkan pertumbuhan kredit 2016 mencapai 18-19 persen (yoy) atau di atas target OJK di kisaran 12-14 persen.
Direktur Utama BTN, Maryono, mengatakan, dengan adanya program pemerintah satu juta rumah akan memberikan dampak mendorong pasar propeti lebih menggeliat. BTN melihat permintaan perumahan khususnya kelas menengah ke bawah semakin meningkat.
“Juga ada semangat menggeliatnya persiapan para developer untuk membangun permintaan segmen menengah ke bawah,” jelasnya dalam konferensi pers seusai RUPSLB di Menara BTN, Jakarta, Kamis (7/1).
Sedangkan untuk segmen menengah ke atas khususnya high end mengalami penurunan. Kondisi itu menjadi fondasi BTN dalam memproyeksikan permintaan di 2016.
Dia mengakui, sebenarnya di 2015 permintaan properti nonsubsidi turun. Hal itu terlihat dari realisasi permintaan nonsubdii lebih rendah dari rumah bersubsidi.
Dalam program 1 juta rumah tersebut, sampai dengan November 2015 BTN sudah bisa membangun 438.096 unit. Nilai pembiayaan kredit tersebut hampir Rp 49 triliun.
Target peningkatan penyaluran kredit 2016 tersebut, di antaranya berasal dari komitmen perseroan untuk melanjutkan program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah. Maryono menyebutkan, tahun 2016 paling tidak telah tercatat sekitar 1,5 juta rumah yang siap untuk dibiayai oleh Bank BTN. Angka tersebut merupakan potensi pasar seluruh PNS di Indonesia.
“Kita sudah peroleh angkanya pada akhir tahun 2015 dan kami tinggal jalan saja di tahun 2016,” ucap Maryono.