REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Gerindra Desmond J Mahesa mengaku, Koalisi Merah Putih atau KMP berada di ujung tanduk. Beberapa partai di KMP memberikan sinyalemen untuk merapat ke pemerintah.
Gerindra saat ini dinilai telah ditinggal sendiri di KMP, di mana Partai Amanat Nasional (PAN) sudah terlebih dahulu bergabung ke pemerintah.
Sementara Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sudah memberikan tanda-tanda hengkang dari koalisi yang dikomandoi oleh Prabowo Subianto tersebut.
"Betul, (KMP) dapat dikatakan bubar karena saat ini, kalau Gerindra sudah sendiri di KMP," kata Desmond kepada wartawan, Kamis (7/1).
Wakil Ketua Komisi III DPR itu mengungkapkan, bukti bahwa Gerindra tinggal sendiri di KMP adalah saat DPR membahas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 di Badan Anggaran (Banggar). Saat itu, seluruh fraksi di DPR setuju penyertaan modal negara (PMN) kepada perusahaan BUMN kecuali Gerindra.
"Kan sembilan fraksi setuju PMN dimasukkan, seharusnya BUMN memberikan keuntungan ini malah akan diberikan modal. Tapi, akhirnya pemerintah menolak dimasukkannya PMN itu dalam APBN," katanya.
Desmond bahkan berkelakar, terbentuknya KMP usai Pemilu Legislatif 2014 sekadar untuk lucu-lucan saja, bagi para pendukung Prabowo Subianto dalam pemilu presiden lalu. "Jadi, tinggal nunggu waktu saja. Nggak ada guna, hanya untuk lucu-lucuan saja KMP ini," ujarnya.
Meski demikian, Desmond menyatakan, Gerindra tidak masalah meski hanya sendirian. Menurut dia, bubarnya KMP juga karena pemerintahan Jokowi mengakomodasi kepentingan partai yang sebelumnya di luar koalisi pemerintah.
"Adanya KMP karena Jokowi tidak mengakomodasi pendukung Prabowo, tapi sekarang kan mengakomodasi. Bagi partai-partai pragmatis pasti merapat ke sana. Bagi Gerindra nggak ada masalah, yang bagus kita dukung yang tidak prorakyat kita lawan," katanya menegaskan.
Baca: Pimpinan Dinilai Penyebab Rendahnya Kinerja Legislasi DPR