Kamis 07 Jan 2016 17:52 WIB

Romo Benny: Jangan Terprovokasi Tindakan Charlie Hebdo

Rep: c35/ Red: Bilal Ramadhan
Romo Benny Susetyo
Foto: Antara
Romo Benny Susetyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Rabu (6/1) majalah satire Charlie Hebdo merilis edisi satu tahun penembakan kantor mereka yang dinilai menyinggung semua agama. Sekretaris Wali Gereja Indonesia (KWI) Romo Benny Susetyo menyerukan kepada seluruh umat beragama di Indonesia agar tidak terprovokasi oleh tindakan mereka.

Romo Benny menegaskan bahwa Fransiskus sudah mengatakan bahwa media massa harus menghargai keyakinan dan simbol-simbol semua agama yang ada. Tindakan seperti itu menurut dia merupakan tindakan yang tidak bijaksana, dan menciptakan suasana yang tidak harmoni. Karena agama apa pun tidak boleh dilecehkan.

"Umat tidak perlu terprovokasi, justru jangan disebarluaskan. Karena orang seperti itu tidak memahami dan mengerti tentang agama," tuturnya kepada Republika, Kamis (7/1).

(Baca: Vatikan Kecam Edisi Khusus Charlie Hebdo)

Dia juga meyakini orang yang beriman tidak akan melecehkan agama lain. Karena simbol agama apapun adalah sesuatu hal yang suci. Demikian pula dengan umat Kristiani yang juga diajarkan untuk menghormati keyakinan agama lain.

Umat beragama di Indonesia menurut dia tidak akan terprovokasi dengan tindakan Charlie Hebdo tersebut. Karena menurut dia umat beragama di Indonesia sudah lebih dewasa dalam menyikapi perbedaan. "Kita lebih dewasa dalam menanggapinya. Hubungan antar tokoh agama di Indonesia baik," katanya.

(Baca: MUI Protes Sampul Edisi Khusus Charlie Hebdo)

Apapun tidak akan mampu untuk memecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Bahkan tingkat persaudaraan sejati antar umat beragama di Indonesia sudah mencapai pada tingkat saling memahami dan mengerti keyakinan agama masing-masing.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement