REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Indonesia akan kembali menguatkan posisinya di tingkat internasional pada 2016 ini. Salah satunya dengan menjadi tuan rumah beberapa kegiatan penting guna mendukung kiprah politik luar negeri Indonesia.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno L. P. Marsudi mengatakan, pada tahun ini untuk pertama kalinya Indonesia akan menjadi tuan rumah Interfaith Dialogue dalam kerangka kelompok negara Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia (MIKTA) untuk mendorong peningkatan toleransi antar umat beragama.
Hal ini adalah penting karena menurutnya, ekstremisme dan terorisme adalah tantangan yang belum dapat diselesaikan pada tahun-tahun sebelumnya. Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, Retno menjelaskan, Indonesia akan terus menjadi penggerak utama dalam menebarkan nilai Islam yang rakhmatan lil alamin.
"Indonesia juga akan terus menjadi penggerak utama dalam menebarkan nilai toleransi dan demokrasi," kata dia di kantor Kementerian Luar Negeri, Kamis (7/1).
Penguatan dan konsolidasi demokrasi di kawasan juga akan terus dilakukan melalui penyelenggaraan Bali Democracy Forum IX Desember 2016 dan Bali Process on People Smuggling and Trafficking in Persons Maret 2016. "Diplomasi Indonesia akan bergerak lebih cepat pada 2016," katanya.
Sementara itu, tekad pemerintah Indonesia yang ingin menjadikan Indonesia poros maritim dunia mendorong untuk melakukan pembangunan kapasitas maritim. Tidak hanya ditujukan bagi kepentingan Indonesia tapi juga kepentingan dunia.
"Indonesia berkepentingan menjadikan kawasan maritim di Asia Pasifik dan Samudra Hindia sebagai zona damai, bebas, netral serta membawa kemakmuran bagi semua," kata Retno.
Bicara soal kemaritiman, Retno mengatakan pentingnya perdamaian antara negara kawasan untuk mendukung tekad sebagai poros maritim. Terutama kedamaian dan stabilitas negara yang terlibat tumpang tindih klaim di Laut Cina Selatan. Ia meminta agar semua pihak tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan ketegangan.