REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekenomian Bobby Hamzar Rafinus meyakini anjloknya bursa saham Cina tidak akan memiliki dampak signifikan bagi Indonesia.
Bobby mengatakan, sejauh ini belum ada lembaga keuangan Indonesia yang memiliki portofolio saham yang besar di bursa efek Cina.
"Sehingga, efeknya anjloknya bursa efek Cina akan sangat kecil terhadap ekonomi kita, walaupun ada persepsi kinerja ekonomi regional yang melemah," kata Bobby, Kamis (7/1).
Perdagangan bursa saham Cina dihentikan sementara. Ini setelah Shanghai Composite Index di bursa Shanghai Stock Exchange (SSE) anjlok pada perdagangan hari ini, Kamis (7/1).
SSE turun sejauh 7,32 persen di level 3.115,89.