REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hubungan politik antara Indonesai dan Pakistan berjalan sangat baik mulai dari masa pemerintahan Presiden Sukarno hingga periode pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Karena itu, pemerintah Pakistan sedang berupaya melanjutkan hubungan baik dengan Indonesia dengan mengundang Presiden Joko Widodo untuk berkunjung ke Pakistan.
Menindaklanjuti rencana itu, pihaknya mengaku telah mengadakan beberapa pertemuan dengan pejabat di Indonesia. "Tahun ini rencanana Presiden Jokowi akan ke Pakistan," ujar Aqil Nadeem saat berkunjung ke Republika, Kamis (7/1).
Dalam pertemuan yang dihadiri Pemred Republika Nasihin Masha, dia menyebutkan, Pakistan banyak belajar dari Indonesia yang berhasil menjalankan demokrasi di tengah keragaman. Dia menilai Indonesia berhasil menciptakan perdamaian.
Hubungan baik itu dimulai sejak Indonesia dipimpin presiden pertama Ir Sukarno. Sukarno, lanjutnya, telah berjasa mendorong lahirnya negara Pakistan. Atas jasanya itu pula, nama Sukarno diabadikan sebagai nama jalan di Pakistan.
Terhadap kondisi di Kashmir saat ini, Pakistan berharap Indonesia bisa menggunakan pengaruhnya agar India memberikan resolusi damai bagi permasalahan Kashmir. Lebih dari 70 ribu warga Kashmir meninggal karena konflik yang masih terus berlangsung hingga kini. Padahal, jumlah populasi penduduk Kashmir cukup besar sekitar 3 juta sampai 4 juta jiwa. Banyak yang berbicara tentang Palestina tapi tidak ada yang memperhatikan kondisi masyarakat Kashmir.