Jumat 08 Jan 2016 01:20 WIB

Bekasi Belum Ada Asuransi untuk Korban Pohon Tumbang

Rep: C37/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pohon tumbang
Pohon tumbang

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI - Pemerintah Kota Bekasi belum menerapkan asuransi untuk pohon di seluruh Kota Bekasi. Sehingga, belum ada ganti rugi untuk warga pejalan kaki atau pengendara yang terluka apabila terjadi kecelakaan pohon roboh atau tumbang.

Berdasarkan pantauan, sejumlah pohon besar berdiri di sepanjang jalan Jenderal Sudirman mulai dari fly over KH Noer Ali Summarecon sampai Pusat Pertokoan Kranji. Adapun pohon yang lainnya berada di Jalan Ir H Juanda, Bekasi Timur. Hampir seluruh pohon yang berada di pinggir jalan itu memiliki akar rindang yang menjulang ke jalan raya.

Kepala Dinas Pertamanan, Pemakaman dan Penerangan Jalan Umum Kota Bekasi, Karto mengatakan, pemerintah daerah belum sanggup menganggarkan asuransi untuk pohon tersebut.

"Saat ini belum ada pohon kami yang diasuransikan. Kecuali kalau asuransi itu dikerjasamakan oleh pihak ketiga, kemungkinan asuransi bisa dilakukan,” kata Karto beberapa waktu lalu.

Menurut Karto, asuransi untuk seluruh pohon di Kota Bekasi tersebut memang diperlukan. Apalagi, saat ini sedang musim hujan dan rawan pohon tumbang.  

"Misalnya ada pengendara sepeda motor yang tiba-tiba tertimpa pohon tumbang. Nanti korban bisa minta ganti rugi ke penyedia dana asuransi. Itu yang dinamakan asuransi pohon,"jelasnya.

Karena belum ada asuransi pohon, pihaknya harus rajin memangkas ranting pohon sebagai upaya pencegahan pohon tumbang yang membahayakan pengguna jalan. Namun, ia mengakui jika biaya pemeliharaan seluruh pohon di Kota Bekasi tiap tahunnya saja masih sangat minim. Misalnya, untuk biaya pemangkasan hanya dianggarkan Rp 250 ribu per pohon. Sementara dana yang dibutuhkan untuk melakukan pemangkasan tersebut membutuhkan biaya besar.

"Seperti sewa mobil bak untuk membuang ranting yang dipangkas, dan membayar jasa pemotong," jelasnya.

Sampai saat ini, kata Karto, jumlah pohon yang ada di Jalan Ahmad Yani Kota Bekasi mencapai 600 pohon. Jumlah itu belum termasuk keberadaan pohon yang ada di seluruh jalan dari 12 kecamatan. "Makanya kami melakukan pemangkasan untuk mencegah pohon tumbang,"imbuhnya.

Selain masalah kurangnya biaya, kendala lain yaitu soal lokasi pemangkasan. Sebab, pemangkasan pohon ini akan berhadapan dengan sejumlah pengendara di jalan-jalan. Dikhawatirkan pemangkasan itu membuat kemacetan di jalan-jalan. "Biasanya kami melakukannya dengan cara mencari waktu yang pas,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement