Jumat 08 Jan 2016 07:12 WIB

Serangan Bom Truk di Akademi Kepolisian Libya, 65 Tewas

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Akademi Kepolisian Tripoli yang menjadi sasaran bom, Kamis (7/1)
Foto: Reuters
Akademi Kepolisian Tripoli yang menjadi sasaran bom, Kamis (7/1)

REPUBLIKA.CO.ID,  ZLITEN -- Sebuah serangan bom truk menghantam pusat pelatihan polisi di kota barat di Libya, Kamis (7/1). Rumah sakit dan pejabat kepolisian mengatakan jumlah korban tewas mencapai 65 orang.

Saksi menceritakan sebuah truk menabrak gerbang akademi kepolisian di kota pelabuhan Zliten, sekitar 160 km di timur ibu kota, Tripoli. Walikota Zliten, Miftah Lahmad mengatakan pada Reuters  truk itu meledak setelah ratusan siswa akademi berkumpul di sana.

"Ini menyedihkan, ledakan itu sangat besar hingga terdengar dari jarak jauh," kata Hamadi pada Reuters melalui telepon. Suaranya tertahan karena emosi. "Semua korban adalah anak muda dan baru saja akan memulai hidup mereka," kata dia.

Kondisi pascaledakan cukup memprihatinkan. Menurut saksi mata, para korban dibawa ke rumah sakit Misrata dengan mobil dan ambulans. Banyak yang terluka serius dan jasad-jasad hampir tidak bisa dikenali. Mobil-mobil yang terparkir di dekat akademi juga ikut terkena dampak ledakan.

Beberapa warga sipil kabarnya ikut menjadi korban. Menurut Kepala komite krisis Kementerian kesehatan Tripoli, Fozi Awnais, korban terkonfirmasi yakni sebanyak 47 tewas dan 118 terluka.

Wakil khusus PBB di Libya, Martin Kobler mengatakan serangan itu merupakan bom bunuh diri. Kantor berita Libya, LANA melaporkan korban tewas sebanyak 50 orang.

Berita tersebut mengutup direktur rumah sakit kota, Abdel Motleb bin Halim. Menurutnya, 127 orang lainnya terluka. Belum ada kelompok yang mengklaim serangan.

Pada Kamis, kelompok militan ISIS mengklaim serangan bom mobil yang terjadi di pelabuhan minyak Ras Lanuf. Serangan itu menewaskan sedikitnya tujuh orang. Pelabuhan Ras Lanuf dan terminal di dekatnya Es Sider telah diserang militan awal pekan ini. Mereka lebih banyak menyerang infrastruktur minyak Libya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement