Jumat 08 Jan 2016 07:26 WIB

Musi Rawas Miliki Perpustakaan Terapung Pertama di Sumsel

Rep: Maspril Aries/ Red: Andi Nur Aminah
Buku-buku di perpustakaan (ilustrasi)
Foto: VOA
Buku-buku di perpustakaan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kabupaten Musi Rawas (Mura) memiliki perpustakaan yang berbeda dengan perpustakaan lazimnya. Mura menjadi daerah pertama di Sumatera Selatan (Sumsel) yang memiliki perpustakaan terapung yang menggabungkan pariwisata dan pendidikan.

“Kami menjadi daerah kabupaten pertama di Sumatera Selatan yang memiliki perpustakaan terapung di atas perairan danau. Perpustakaan tersebut sudah resmi beroperasi,” kata Riki Junaidi Pejabat Bupati Mura kepada Republika.co.id Kamis (7/1).

Menurut Riki Junaidi, perpustakaan terapung tersebut berada di Danau Aur, Kecamatan Sumber Harta. “Danau ini merupakan salah satu obyek wisata di Musi Rawas. Dengan berkunjung ke sini, selain berwisata juga belajar dengan membaca buku, tersedia pula fasilitas internet,” ujarnya.

Konsep perpustakaan terapung di Kabupaten Mura ini mendapat apresiasi dari Kepala Badan Perpustakaan Provinsi Sumsel Kabul Aman. Menurutnya perpustakaan terapung di Danau Aur merupakan yang pertama di daerah ini. “Ini terobosan kreatif  pemerintah kabupaten melalui Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Musi Rawas,” ujarnya.

Riki Junaidi menjelaskan, perpustakaan terapung di Danau Aur bisa mendorong meningkatnya minat baca masyarakat. “Saya mengakui minat baca masyarakat dan anak-anak masih rendah. Dengan adanya perpustakaan di tengah masyarakat diharapkan dapat meningkatkan minat baca, seperti perpustakaan terapung,” kata mantan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Sumsel.

Menurut Bupati Mura perpustakaan terapung di Danau Aur tersebut tidak sekedar terapung, “Perpustakaan terapung ini juga bisa berlayar mengeliling danau. Jadi kita berwisata sekaligus bisa membaca sambil menikmati keindahan alam," katanya.

Selain perpustakaan terapung, Pemerintah Kabupaten Musi Rawas juga berkeinginan mendirikan perpustakaan digital. Namun pengembangan perpustakaan ke sistem digital menurut Riki Junaidi belum dapat dilakukan karena kondisi dan geografis wilayah Musi Rawas yang tidak mendukung. 

Kepada masyarakat Musi Rawas, Bupati Riki Junaidi mengharapkan warga untuk menjaga dan merawat perpustakaan terapung tersebut dengan sebaik baiknya. “Perpustakaan ini milik masyarakat kita mari kita menafaatkan bersama,” pesannya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement