REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kejaksaan Tinggi (Kejati) DI Yogyakarta (DIY) yang menjadi koordinator tim koordinasi pengawasan aliran kepercayaan dan aliran keagamaan (PAKEM) ikut melakukan penelusuran terhadap kasus pegawai negeri sipil (PNS), dokter dan masyarakat sipil di DIY yang hilang secara misterius. Hilangnya PNS dan dokter DIY dan beberapa masyarakat sipil ini sekarang sudah ditangani Polda DIY.
Asisten Intelejen Kejati DIY, Joko Purwanto kepada wartawan mengatakan, Tim PAKEM memang bertugas melakukan pengawasan terhadap aliran keagamaan dan aliran kepercayaan termasuk didalamnya yang diindikasikan kelompok radikal. Karenanya jika PNS dan dokter yang hilang tersebut dindikasikan terkait kelompok radikal maka pihaknya akan ikut melakukan penelusuran."Kita siap berkoordinasi dengan aparat kepolisian," ujarnya, Jumat (8/1).
Tim PAKEM sendiri beranggotakan Kejatii DIY, Korem 072/Pamungkas, Polda DIY, Kanwil Kementerian Agama, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, serta Badan Intelijen Daerah dan perwakilan Pemerintah Kabupaten/Kota. Tugasnya mengantisipasi tumbuhnya kelompok radikal dibalik aliran kepercayaan dan keagamaan.?
"Kita menunggu hasil investigasi yang dilakukan Polda DIY. Jika memang terkait kelompok radikal kita akan langsung merapat," ujarnya.
Seperti diketahui, Polda DIY pekan lalu mendapat laporan adanya orang hilang. Mereka adalah dr Richa Tri Handayani (28) dan anaknya Zafran Alif Wicaksono, hilang tak ada kabar saat akan menjenguk suaminya di Yogyakarta pada 30 Desember 2015. Keduanya pergi dari rumah saudaranya yang ada di Maguwoharjo, Depok, Sleman setelah dijemput saudara sepupunya.
Hal serupa juga terjadi pada Diah Ayu Yulianingsih (28), warga Perumahan Candi Gebang Permai IV No 1 Jetis 18/66 Wedomartani, Ngemplak. Dia hilang bersama anaknya Raina Ayranica Calya Putri setelah rumah mereka didatangi seorang perempuan tak dikenal pada Jumat, 11 Desember 2015.
Setelah itu seorang PNS RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Pegawai berinisial ES yang bertugas di bagian instalasi rehabilitasi medik menghilang bersama suami dan anaknya setelah mengajukan izin cuti pada Oktober 2015 lalu.
Berdasar hasil identifikasi Timkor Pakem, di DIY total terdapat 79 aliran kepercayaan dan aliran keagamaan. Semuanya tergolong aman dari paham radikal. Rinciannya di Kota Yogyakarta ada 17 aliran kepercayaan/keagamaan, kabupaten Gunungkidul 5 aliran, Bantul 15 aliran, Kulonprogo 17 aliran, dan Sleman terdapat 25 aliran.
Setiap aliran tersebut beranggotakan puluhan hingga ribuan orang pengikut. Meski begitu menurut Joko, belum ada kelompok radikal yang diidentifikasi ada di DIY.