REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Babak baru upaya penyelesaian konflik internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berlangsung malam ini, Jumat (8/1).
Ketua Umum PPP versi Muktamar Surabaya, Romahurmuziy (Romi) mengatakan, rapat pengurus harian DPP PPP yang berlangsung malam ini juga mengundang kubu Djan Faridz. Namun, hingga dimulainya rapat sejak pukul 20.00 WIB, Djan tak tampak di lokasi. Menurut Romi, pihaknya mengundang sembilan orang dari kubu Djan.
Agenda yang sedang dibahas dalam rapat tertutup ini, menurut Romi, antara lain pemilihan pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PPP dan mekanisme islah antardua kubu. Selain itu, soal musyawarah kerja nasional (Mukernas) PPP yang rencananya berlangsung pekan depan juga dibahas.
"Yang diundang adalah pengurus harian DPP hasil muktamar Bandung. Setelah saya menerima SK (Menkumham), saya dihubungi banyak sesepuh partai, yang meminta ini dijadikan momentum rekonsiliasi," kata Romi yang dicegat awak media sebelum rapat tersebut dimulai di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta, Jumat (8/1). (Perselisihan PPP Dinilai Sudah Selesai).
Hadir dalam acara ini antara lain Lukman Hakim Saifuddin dan Arsul Sani. Jumlah peserta mencapai seratusan orang. Romi menjelaskan, khusus untuk pencarian upaya rekonsiliasi, pihaknya juga mengundang Majelis Pertimbangan Partai dan Majelis Pakar. "Semuanya kita undang," kata dia.
Namun, Romi menekankan, jika proses islah juga buntu, maka pihaknya akan melanjutkan upaya hukum. "Kita berharap, semua pihak menerima. Saya sendiri legowo karena ada dua agenda politik. Rangkaian Pilkada serentak 2017. PPP prestasinya papan bawah pada Pilkada lalu," kata dia.
"Yang kedua, terbengkalainya tugas-tugas nasional. Di DPR kita selama 2015 hanya menghasilkan tiga UU."