REPUBLIKA.CO.ID, COLOGNE -- Kepala Kepolisian Cologne Albers terancam mengalami pemecatan akibat tindakan diduga sekelompok imigran asal Arab dan Afrika Utara melakukan pemerkosaan pada malam pergantian tahun. Para imigran yang diduga mabuk-mabukan itu melakukan perkosaan hingga kasusnya berujung panjang.
Pemerintah Negara Bagian Nordhein-Westfalen menghujam kinerja kepolisian yang dinilai gagal memberikan rasa aman kepada warga ketika merayakan malam pergantian tahun. Pasalnya, sekitar seribu orang yang diduga merupakan imigran melakukan tindakan kekerasan terhadap perempuan di sekitar Stasiun Besar Cologne.
Berdasarkan informasi dari situs berita Reuters, Sabtu (9/1), Menteri Dalam Negeri Nordhein-Westfalen Ralf Jaeger menyebutkan sudah memberikan surat pemberitahuan kepada Albers. Diperkirakan pejabat negara bagian akan dicopot jabatannya.
Sebelumnya, dua koran Jerman mengungkapkan, sebagian besar orang yang terlibat dalam serangan seksual pada malam Tahun Baru di Cologne adalah para pencari suaka. Pemerintahan Jerman di bawah Angela Merkel menghadapi tuduhan serius, yaitu bahwa polisi menutup-nutupi serangkaian serangan itu.
Pasalnya, kebanyakan dari mereka yang bertanggung jawab adalah para pencari suaka yang tiba di Jerman berdasarkan kebijakan "pintu terbuka" Merkel untuk para pengungsi. Dilaporkan, puluhan perempuan mengalami kekerasan seksual setelah kerumunan massa berjumlah sekitar seribu orang yang mengambil alih alun-alun di dekat Katedral Cologne pada malam Tahun Baru.