Sabtu 09 Jan 2016 11:10 WIB

Kualitas Udara Setelah Letusan Gunung Soputan Masih Berbahaya

Gunung Soputan, Sulawesi Utara.
Foto: PMI Sulut
Gunung Soputan, Sulawesi Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, MINAHASA -- Kualitas udara setelah letusan Gunung Soputan pada Senin (4/1) dan Selasa (5/1) masih membahayakan warga di tiga desa yang berada di Kabupaten Minahasa Tenggara, setelah dilakukan pemeriksaan oleh peneliti dari tim kesehatan lingkungan.

"Dari pemeriksaan memang kualitas udaranya masih tercemar oleh abu vulkanik sisa dari letusan Gunung Soputan, dan berbahaya bagi manusia," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Minahasa Tenggara Robby Ngongoloy di Ratahan, Sabtu (9/1).

Dia mengatakan ketiga desa yang terkena dampak letusan Gunung Soputan yakni Desa Pangu, Desa Pangu Satu dan Desa Pangu Dua. Ia menuturkan tim peneliti yang melibatkan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Manado, Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Politeknik Kesehatan (Poltekes) Manado, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulut dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Selama dua hari ini mereka memantau terus kondisi kualitas udara ini setelah letusan, dan memberikan rekomendasi hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi kondisi yang terjadi," katanya.

Sementara itu menurut Iwan Munaiseche Kasie Penanggulangan Wabah Penyakit Dinkes Kabupaten Minahasa Tenggara, hasil pemeriksaan udara debu yang tersisa dari letusan Soputan dapat menimbulkan penyakit.

"Hasil pemeriksaan kualitas udara yang ada sekarang dapat menimbulkan penyakit, yaitu PM 10 mencapai 305 mg per meter kubik, yang seharusnya normalnya pada angka 150. Ini sangat berbahaya," ungkap Iwan yang didampingi?Ronald Wenas dari BTKL Manado.

Lebih kata Iwan pihaknya mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, khususnya bagi para anak-anak. "Sebab, PM 10 ini merupakan partikel-partikel yang sangat kecil dan tidak bisa dilihat secara kasat mata.? PM 10 ini merupakan debu pemicu penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), paru-paru, juga kanker. Dan perlunya penggunaan masker jika di luar rumah," terang Iwan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement