REPUBLIKA.CO.ID, SINGARAJA -- Yayasan Pelestarian Budaya Bali Utara (YPBBU) Kabupaten Buleleng, Bali menyebutkan sejumlah wayang klasik Bali bagian utara menjadi koleksi di negara Belanda sejak ratusan tahun silam. "Kami hanya memiliki peninggalan berupa foto saja dan itupun diberikan pihak pengoleksi di Belanda," kata Made Parwija, salah satu petugas Museum Buleleng milik YPBBU, Sabtu (9/1).
Ia mengatakan, sejumlah koleksi sejenis foto-foto wayang khas buatan masyarakat Buleleng di masa silam konon sejak zaman penjajahan koleksi-koleksi terkumpul hanya sebatas foto saja selama ini. Pihak yayasan, kata dia, hanya diberikan foto saja.
Sayangnya, selain foto beragam jenis benda-benda bersejarah minim sentuhan perawatan. Museum Buleleng berada dalam satu lingkungan dan berdampingan dengan UPTD Gedong Kirtya, serta kalangan terbuka Sasana Budaya. Lokasinya yang strategis di tengah-tengah Kota Singaraja memiliki potensi terpendam dan lama belum terjamah perbaikan oleh pihak yayasan pengelola.
Ia memaparkan, sedikitnya ada 37 jenis benda bersejarah di zaman Paleolitikum dan Megalitikum di museum tersebut dan beberapa benda diantaranya sejenis patung sederhana, kapak penatak, kapak berimbas, periuk, serpih, pecahan gerabah, beliung, pahat genggam, gelang perunggu, tojok perunggu, pentagona, nekara, manik-manik.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa mengatakan, pihaknya tidak menampik ada foto dan lukisan asli Buleleng telah disimpan di museum di Belanda.
"Ada salah seorang guru besar dari salah satu Universitas di Belanda dan menunjukkan kepada saya ada banyak lukisan-lukisan asal Buleleng tersimpan di Belanda dan kami ditunjukkan langsung melalui laptopnya, dan konon lukisan berusia cukup lama di masa zaman pemerintahan Belanda," ujar Suyasa.