REPUBLIKA.CO.ID,MANADO -- Permintaan komoditas cabai rawit tinggi masyarakat Manado ke daerah lain turut memberi andil peningkatan angkutan kargo Bandara Sam Ratulangi (Samrat) Manado Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sebesar 19 persen akhir tahun 2015 dibanding periode tahun sebelumnya.
"Periode 18 Desember 2015 hingga 8 Januari 2016 jumlah kargo di Bandara Samrat Manado tercatat meningkat 19 persen dan salah satunya dipicu oleh pengiriman cabai rawit ke Manado," kata General Manager Angkasa Pura I Bandara Samrat Manado Halendra Waworuntu di Manado, Sabtu (9/1).
Dia mengatakan selama periode tersebut secara kumulatif jumlah kargo 902,47 ton sementara tahun sebelumnya hanya 756,74 ton. "Pengiriman cabai rawit ke Sulut paling banyak dari Makassar dan Surabaya, untuk memenuhi kebutuhan konsumen Manado selama Natal dan Tahun Baru," katanya. Komoditas lain yang banyak gunakan kargo yakni garmen dan beberapa jenis kebutuhan pokok lainnya.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulut Hanny Wajong mengatakan di akhir tahun 2015 harga cabai rawit mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga berada di atas Rp 100 ribu per kilogram karena produksi lokal yang kurang mencukupi permintaan yang tinggi saat itu. "Jelang Natal dan tahun Baru konsumsi cabai di Sulut meningkat dan harus didatangkan dari daerah surplus seperi Makassar dan Surabaya, sehingga tidak terjadi kelangkaan," ungkapnya.
Produksi lokal turun, katanya, akibat kemarau panjang yang terjadi beberapa bulan di Sulut, sehingga membuat aktivitas tanaman pangan dan hortikultura gagal panen.