REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada malam pergantian tahun lalu, salah satu stasiun televisi swasta Tanah Air menayangkan film 3 (Alif Lam Mim). Namun, film yang sebelumnya diputar di bioskop-bioskop pada 1 Oktober lalu ini ditampilkan secara berbeda.
Perbedaan pertama terletak pada durasi film yang aslinya adalah 126 menit. Pada penayangan di televisi, film yang bertema tentang kehidupan agama, politik, dan sosial ini dipangkas menjadi hanya sekitar 100 menit.
Sutradara, sekaligus penulis skenario film 3 (Alif Lam Mim), Anggy Umbara mengungkapkan pemotongan yang dilakukan di televisi memang cukup banyak. Pemotongan ini dilakukan diantaranya dalam adegan-adegan laga, serta dialog yang mungkin dinilai sebagai isu sensitif. Hal ini pun membuat tak sedikit orang yang kebingungan mengikuti alur cerita dalam film.
Bahkan, pemotongan ini menurut Anggy rentan membuat pesan moral tentang agama, sosial serta nilai-nilai lainnya yang terkandung dalam film 3 hilang. Selain itu, ia mengaku cukup khawatir banyak orang yang salah persepsi dengan adanya hal tersebut.
"Dari awal saya sebenarnya kurang setuju kalau film 3 diputar di televisi. Ini kan film yang kontennya cukup sensitif, jadi harus disaksikan dengan fokus dari awal sampai akhir dan kalau di televisi pasti ada iklan," ujar Anggy kepada Republika, Sabtu (9/1).
Anggy menuturkan standar pemotongan yang ada di televisi berbeda jauh dengan bioskop. Menurutnya, meski penayangan di bioskop melalui proses sensor, film 3 tetap tampil tanpa merubah sususan cerita.
"Kalau yang di bioskop memang masih persetujuan saya selaku sutradara, tapi untuk di televisi, saya memang tak dilibatkan karena ini sudah jadi hak dari production house film 3," jelas Anggy.