REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, Masjid Agung Paris bukan hanya sebagai pusat ibadah Muslim di Prancis, melainkan juga sebagai pusat Islam di Eropa. Mengingat, di seluruh Prancis sendiri hanya terdapat 121 masjid yang layak. Jumlah ini sangat sedikit mengingat jumlah Muslim Prancis mencapai empat juta jiwa.
Karena terletak di kota wisata internasional, Masjid Paris ini juga sering kali dikunjungi oleh banyak wisatawan setiap tahunnya. Selain menikmati arsitekturnya yang indah, juga sebagai tempat untuk menikmati sajian khas Timur Tengah, yaitu kuskus yang lezat dengan ditemani dengan teh panas rasa mint. Masjid semakin lengkap dengan fasilitas ruang penunjang, seperti madrasah, perpustakaan, ruang pertemuan, restoran, kedai teh, dan toko perlengkapan Muslim.
(Baca: Keelokan Masjid Agung Paris Sempurnakan Keindahan Ibu Kota Prancis)
Pada era Perang Dunia II ketika Nazi mengua sai Prancis, masjid ini juga berfungsi sebagai tempat berlindung warga Muslim yang tinggal di Prancis dan warga lainnya. Bahkan, pernah pada masa itu tentara separatis anggota France-tireurs Partisan (FTP) keturunan Aljazair melakukan sebuah misi untuk menyelamatkan para tentara penerjun asal Inggris dan memberikan persembunyian di dalam kompleks masjid.
(Baca Juga: Dua Kubah Masjid Agung Paris)
Selain itu, tentara FTP ini juga memberikan perlindungan pada keluarga-keluarga keturunan Yahudi dan memberikan tempat tinggal semen tara di dalam kompleks masjid. Bahkan, masjid agung ini tak sedikit memberikan akta lahir Muslim palsu untuk para anak-anak Yahudi agar terselamatkan dari pengaruh Nazi dan bisa menyeberang ke negara-negara Arab yang lebih aman. Tidak kurang 1.600 orang Yahudi yang berhasil ber- lin dung di kompleks masjid ini pada saat itu.
Pada 2005, keturunan dari keluarga Yahudi yang terselamatkan tersebut memberikan medali penghargaan kepada keluarga pemimpin masjid agung pada era Nazi tersebut, yaitu si Kaddour Benghabrit, atas jasanya melindungi warga Yahudi.