Senin 11 Jan 2016 07:14 WIB

Santri Bisa Mewarnai Konten Pertelevisian, Asal ... (Bagian 2-Habis)

Suasana talk show IBF Goes To Pesantren di Ponpes Modern Ummul Quro Al Islami Bogor, Jawa Barat, Ahad (10/1). Talk show tersebut merupakan salah satu kegiatan pra-event Islamic Book Fair (IBF) yang akan digelar di Istora Gelora Bung Karno Jakarta, 26 Februari hingga 6 Maret 2016.
Foto: Dok IBF
Suasana talk show IBF Goes To Pesantren di Ponpes Modern Ummul Quro Al Islami Bogor, Jawa Barat, Ahad (10/1). Talk show tersebut merupakan salah satu kegiatan pra-event Islamic Book Fair (IBF) yang akan digelar di Istora Gelora Bung Karno Jakarta, 26 Februari hingga 6 Maret 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Salah satu kegiatan pra-event Islamic Book Fair (IBF) tahun 2016 adalah IBF Goes To Pesantren, yakni kegiatan bedah buku dan diskusi perbukuan di  berbagai pesantren terkemuka di Indonesia.

Kegiatan bertema “proses kreatif menulis dan membaca secara menyenangkan”  tersebut menampilkan nara sumber para penulis terkenal dan dihadiri ratusan bahkan ribuan santri.

IBF Goes To Pesantren yang  ketiga diadakan di Pondok Pesantren Modern Umul Quro Al Islami Bogor, Jawa Barat, Ahad (10/1). Acara tersebut menampilkan nara sumber penulis dan produser televisi Boim Lebon. Materi yang disampaikan sangat menggugah para santri. “Kegiatan membaca dan menulis adalah kebutuhan,” tutur Boim.

Boim mengungkapkan,  bahwa dirinya bisa masuk dunia TV berawal dari tulisan beserta temannya yaitu Hilman yang melahirkan karakter Lupus pada era 90-an. “Santri-santri yang ada di sini merupakan generasi yang akan mewarnai konten pertelevisian, dengan syarat suka menulis dan membaca,” tutur Boim.

 

Banyak pertanyaan dari para santri. Seperti bagaimana mencari ide agar menulis menjadi lancar? Bagaimana mengatasi rasa malas padahal ide sudah ada? Bagaimana mencari waktu yang tepat untuk menulis? Dan banyak pertanyaan lainnya.  Talk show yang berlangsung selama dua jam pun terasa  cukup singkat.

Acara tersebut  diakhiri dengan sesi ''book signing'' karya Boim Lebon yang berjudul “19 plus” yang ternyata  digemari para santri. Buku tersebut diterbitkan oleh Pastel Book Dar Mizan.

“Genrenya adalah betapa pentingnya pergaulan remaja yang perlu kiat-kiat agar terbebas dari pergaulan bebas. Pentingnya pilihan segera menikah dari pada harus pacaran ketika memasuki usia remaja,” kata Abdul Ajid, staf marketing Mizan Group.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement