REPUBLIKA.CO.ID, IDLIB -- Laporan menyatakan jumlah korban tewas akibat serangan udara Rusia di Idlib terus bertambah. Kini jumlah korban serangan per Sabtu (9/1), dilaporkan mencapai 96 jiwa.
Dilansir Aljazirah, korban tewas serangan Rusia di Provinsi Idlib Suriah diklaim telah mencapai 100 jiwa. Penambahan jumlah korban akibat mereka yang terluka dalam serangan telah tewas.
"Setelah 32 jam kami melakukan operasi penyelamatan, dan setelah kematian mereka yang terluka kritis, total korban dari serangan meningkat menjadi 96 jiwa," kata Pertahanan Sipil Suriah dalam siaran persnya pada Ahad (10/1).
Aktivis di Idlib mengatakan kepada Aljazirah, serangan di Idlib menargetkan pengadilan dan penjara yang dijalankan kelompok Front Al-Nusra di kota Maarat al-Numan.
Sementara itu, menurut Syrian Observatory, di Douma pinggiran Damaskus, serangan Rusia menewaskan sedikitnya delapan orang pada Ahad. Menurut mereka, jumlah korban tewas diperkirakan meningkat.
Provinsi Idlib sebagian besar dikendalikan oleh koalisi Fatah Army. Mereka mencakup Front al-Nusra, JUnd al-Aqsa, Liwa al-Haqq, Ajnad al-Sham, dan beberapa faksi lainnya.
Lebih dari 250 ribu orang tewas dalam konflik yang pecah sejak 2011 silam. Pada September 2015, Rusia ikut campur dengan melancarkan serangan udara yang mereka klaim ditujukan untuk melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Blok oposisi utama, Koalisi Nasional Suriah, mengatakan dalam sebuah laporan pada Sabtu bahwa mereka telah mendokumentasikan kematian 1.730 warga sipil karena serangan udara Rusia sejak September. Setidaknya 135 anak-anak termasuk di antara mereka yang tewas.