REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Parlemen Mesir kembali bersidang untuk pertama kalinya setelah tiga tahun. Pembukaan parlemen tanpa Ikhwanul Muslimin itu didukung Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi.
Seperti dilansir BBC News, Ahad (10/1), parlemen baru Mesir memiliki waktu 15 hari untuk meratifikasi lebih dari 300 undang-undang baru yang dikeluarkan. Anggota parlemen baru telah dilantik pada hari pertama Mereka kemudian bertugas memilih ketua dan dua wakilnya.
Parlemen terdiri dari 568 anggota yang dipilih dan didominasi oleh aliansi yang setia kepada Presiden Sisi. Sesi pada Ahad semestinya berjalan sesuai prosedur namun sempat terganggu salah satu anggota vokal.
Mortada Mansour, pendukung Sisi, awalnya menolak membaca teks sumpah resmi anggota parlemen. Mansour marah pada bagian teks yang mendukung tersingkirnya mantan Presiden Hosni Mubarak pada 2011. Namun ia akhirnya ia mengalah dan segera membacakannya.
Baca juga, Ikhwanul Muslimin Prediksi Sisi tak Bertahan.
Pada 2012 legislatif yang didominasi kelompok Ikhwanul Muslimin dibubarkan oleh putusan pengadilan. Ini membuat parlemen Mesir sempat tak aktif selama tiga tahun.