REPUBLIKA.CO.ID, Hari ini 1996 lalu, Yasser Arafat terpilih sebagai Presiden Dewan Nasional Palestina dengan 88,1 persen suara. Ia menjadi pemimpin pertama yang terpilih secara demokratis rakyat Palestina dalam sejarah.
Arafat, pendiri Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) awalnya menggunakan perang gerilya terhadap Israel dalam perjuangannya untuk negara Palestina merdeka. Namun, di akhir 1980-an, ia membuat tertegun Israel dan dunia ketika ia mulai mencari solusi diplomatik dalam usahanya bagi tanah air Palestina.
Arafat membujuk PLO agar secara resmi mengakui hak Israel untuk hidup berdampingan dengan negara merdeka Palestina. Pada 1993, ia menandatangani Deklarasi Israel-Palestina yang bersejarah dengan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin.
Satu tahun kemudian, Arafat dan Rabin menandatangani perjanjian perdamaian yang memberikan Palestina pemerintahan terbatas sendiri dalam wilayah yang diduduki Israel.
Pada 1995, Arafat berbagi Hadiah Nobel Perdamaian dengan Rabin dan Menteri Luar Negeri Israel Shimon Peres untuk upaya perdamaian. Dalam pemilu demokratis pertama rakyat Palestina pada 1996, Arafat memenangkan mayoritas pemilu besar, mengonsolidasikan kekuasaannya atas wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diberikan otonomi dalam perjanjian 1995.
Pada 2000, harapan pupus ketika Arafat dirundung keraguan dan kritik di negaranya ia mengorbankan terlalu banyak. Perdana Menteri Israel Ehud Barak juga tidak dapat menegosiasikan perdamaian akhir.
Sebagai buntut dari runtuhnya negosiasi, dengan sebagian besar warga Palestina masih hidup dalam kemiskinan dan semakin putus asa, gelombang baru kekerasan meletus.
Israel terus menyalahkan Arafat atas kekerasan, bahkan yang dilakukan Hamas dan Jihad Islam, kelompok yang mungkin tidak pernah berada di bawah kendalinya. Runtuhnya pembicaraan damai dan deklarasi intifadah oleh Palestina menyebabkan pemilihan pemerintahan sayap kanan hawkish di Israel membuat perdamaian lebih jauh.
Pada akhir Oktober 2004, muncul laporan Arafat sakit parah. Dia diterbangkan ke Paris untuk pengobatan, dan pada awal November mengalami koma. Dia dinyatakan meninggal pada 11 November. Penyebab pasti kematiannya tidak diketahui.
Pemakaman Arafat diadakan di Kairo, kota kelahirannya dan dimakamkan di bekas kompleks di Tepi Barat. Mahmoud Abbas menjadi ketua baru dari PLO dan terpilih sebagai Presiden Otoritas Palestina pada Januari 2005.
Selanjutnya: Ronald Reagan Jadi Presiden AS ke-40