REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun diwarnai hujan interupsi dengan nada tinggi, politikus Partai Golkar Ade Komarudin akhirnya resmi dilantik sebagai ketua DPR RI periode 2014-2019. Sebelumnya, ketua umum DPP Partai Golkar hasil munas Bali, Aburizal Bakrie menunjuk Ade untuk mengisi kursi ketua DPR yang ditinggalkan Setya Novanto.
"Demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya sebagai ketua DPR dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya. Bahwa saya akan memegang teguh Pancasila dan menegakkan UUD 1945 serta peraturan perundangan," kata Ade Komarudin menirukan teks sumpah jabatan yang dibacakan Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali, Senin (11/1).
"Bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi serta berbakti kepada bangsa dan negara. Bahwa saya akan memperjuangkan aspirasi rakyat yang saya wakili untuk mewujudkan tujuan nasional demi kepentingan bangsa," lanjut dia.
Dalam rapat paripurna hari ini, hujan interupsi datang dari sejumlah fraksi yang keberatan dengan pelantikan tersebut. Sebab, seperti diketahui, Partai Golkar sedang dilanda konflik internal. "Saya siap untuk menjalankan tugas," kata dia.
Hingga kini, tak ada satu pun DPP yang memiliki keabsahan hukum yang berlaku. Baik itu hasil munas Bali, munas Jakarta, maupun munas Riau.
Sebelum jalannya pelantikan, Johnny Plate dari Fraksi Nasdem maju ke podium. Demikian pula dengan politikus Partai Demokrat, Ruhut Sitompul. Keduanya mendesak agar untuk sementara pimpinan DPR tetap diduduki wakil ketua DPR Fadli Zon sebagai pelaksana tugas (Plt). Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah sebagai pimpinan sidang meminta agar pelantikan ketua DPR dilakukan terlebih dahulu, untuk kemudian semua pimpinan fraksi melakukan rapat.