Senin 11 Jan 2016 14:57 WIB

'Jakarta Ramai', Cara Maudy Ayunda Curhat Soal Macet

Rep: Adysha C Ramadani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Maudy Ayunda
Foto: Antara
Maudy Ayunda

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sebagai kota metropolitan, Jakarta selalu dihiasi hiruk-pikuk keramaian di berbagai sudut kota. Kemacetan pun sudah menjadi hal 'biasa' yang harus dihadapi setiap warga Jakarta usai menjalani aktivitas untuk kembali ke rumah masing-masing, tak terkecuali Maudy Ayunda.

Penyanyi berbakat ini pun sempat merasakan kemacetan menjadi bagian dari rutinitasnya saat ia magang di sebuah perusahaan pada Agustus lalu. Seperti halnya pegawai kantoran kebanyakan, Maudy pun seringkali pulang kantor di jam-jam ramai dan merasakan kemacetan bersama warga Jakarta lainnya.

Berada di tengah kemacetan, Maudy menyadari ada hal menarik di sekelilingnya yang ia lihat dari dalam mobil. Di tengah kemacetan jalan raya tersebut, tiap orang terlihat sibuk dengan pikirannya masing-masing. Maudy pun bertanya-tanya mengenai apa yang dipikirkan oleh orang sekelilingnya dalam diam di tengah keramaian dan kemacetan yang mengelilingi mereka.

Tak menyia-nyiakan hal menarik tersebut, Maudy yang gemar menulis lagu sejak SMP ini kemudian menuangkan kesan yang ia temukan di tengah kemacetan tersebut ke dalam sebuah lagu bertajuk 'Jakarta Ramai'. Keramaian dan hiruk-pikuk Jakarta dinilai Maudy menarik karena adanya sebuah paradoks bahwa seseorang bisa merasa sepi di tengah 'kepungan' Jakarta yang ramai.

"Di lagu ini, orang bertanya-tanya apa yang dia mau, apa mimpinya, apakah yang dia jalani sudah sesuai. Kegalauan-kegalauan ini bisanya suka muncul di saat ramai," terang Maudy dalam peluncuran single 'Jakarta Ramai' di Blue Jasmine Restaurant.

Karena itu, Maudy pun ingin menyampaikan sebuah pesan melalui 'Jakarta Ramai' pada tiap pendengarnya. Pesan yang ingin disampaikan Maudy dalam lagu ini ialah agar tiap orang tidak diam saja dalam menjalani kesehariannya tanpa melakuakan evaluasi terhadap kehidupan mereka, apakah mereka sudah mencapai mimpi yang mereka inginkan atau justru sebaliknya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement