Senin 11 Jan 2016 21:32 WIB

BUMDesa Huntu Barat Contoh Pemanfaatan Potensi Lokal dan Dana Desa

Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar
Foto: Istimewa
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Contoh pemanfaatan potensi lokal melalui pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) mulai dilakukan. Salah satunya, desa Huntu Barat, Bolango Selatan yang mampu menghidupkan ekonomi lokal dengan BUMDesa pertanian ikan tawar.

"Desa Huntu Barat ini salah satu contoh sukses penggunaan dana desa dengan membangun BUMDesa. Saya merasa ikut terpacu ingin mengajak desa-desa lain melakukan hal sama agar cepat maju," ujar Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar, dalam keterangannya, Ahad (10/1).

Menteri Marwan menilai kreatifitas masyarakat Desa Huntu Barat bisa terus dikembangkan karena dana desa akan meningkat. Jika tahun 2015 jumlah dana desa untuk Huntu Barat sebesar Rp284 juta, maka tahun ini akan mencapai sekitar Rp700 juta.

"Bahkan kalau sangat bagus dan potensial dikembangkan terus, saya akan pakai dana kementerian di luar dana desa. Misalnya dengan membangun keterpaduan dengan desa-desa sekitar sehingga roda pembangunan lebih cepat dan merata," terangnya.

Menteri Marwan kagum karena banyak potensi yang bisa dikembangkan masyarakat desa-desa di wilayah Bone Bulango. Kabupaten ini akan mampu mengejar ketertinggalan dari daerah lain jika desa-desa bergerak cepat, kompak, dan inovatif melakukan pembangunan.

"Saya sendiri seperti mendapat vitamin begitu datang ke sini melihat langsung pelaksanaan perogram desa. Ini luar biasa, karena desa membangun Indonesia bukan sekedar slogan tapi akan terwujud dengan nyata," imbuh Menteri Marwan.

Pada kesempatan sama, Kades Huntu Barat, Arfan Iskandar Badjeber mengatakan, kolam ikan tawar ini memang sudah langsung maju setelah dikelola dengan BUMDesa yang memakai dana desa. Selain kolam ikan air tawar, juga ada usaha meubel dan bengkel las yang akan lebih banyak memberdayakan masyarakat.

"Untuk ikan aiar tawar sendiri, kita sudah merasakan hasilnya. Sekali panen kita bis 600 kg dan harga per kg mencapai Rp38.000. Hasilnya sudah Rp22.800.000 sekali panen," tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement