Senin 11 Jan 2016 22:22 WIB

Tabayun

Red: Damanhuri Zuhri
Akibat badai fitnah, hidup seseorang bisa sengsara.
Foto: Hdw.eweb4.com/ca
Akibat badai fitnah, hidup seseorang bisa sengsara.

REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Oleh: Husnan Ramadhani

Di era teknologi dan informasi ini, berita atau kabar begitu cepat menyebar dan meluas, baik melalui lisan ke lisan, media-media massa, seperti televisi, koran, radio, majalah, bahkan media yang sifatnya daring (online) sehingga kita sangat mudah mendapat informasi.

Tentu setiap berita yang sampai pada kita tidak semuanya benar, makanya Islam mewajibkan agar tabayun atau mengecek kembali kebenaran berita tersebut karena takut menimbulkan fitnah, merugikan orang lain, bahkan menyebabkan nyawa saudara kita melayang, dan agar kita tidak menyesal di kemudian hari karena kesalahan dan kebodohan itu.

Allah SWT berfirman dalam surah al-Hujurat ayat 6 yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepadamu orang yang fasik membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu," (QS al-Hujurat [49]: 6).