Selasa 12 Jan 2016 08:02 WIB

Usaha Petani Hortikultura Masih Tersendat Infrastruktur

Rep: Sonia Fitri/ Red: Winda Destiana Putri
Produk Hortikultura (Ilustrasi)
Foto: infopublik.org
Produk Hortikultura (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah petani hortikultura masih terkendala infrastruktur dalam menjalankan usahanya.

Jarak tempuh lokasi dari sentra usaha tani ke pasar di perkotaan relatif makan waktu dan biaya. Di sisi lain, hortikultura merupakan jenis produk segar dan harus cepat dalam distribusi. Percepatan pembangunan infrastruktur pun menjadi penting di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

"Seperti kasus meroketnya harga bawang dan cabai, ini salah satunya disebabkan rantai distribusi yang panjang," kata anggota Asosiasi Petani Pengolah Hortikultura (ASPEHORTI) Thomas Darmawan, Senin (11/1). Di sisi lain, anomali iklim juga memengaruhi kualitas dan produksi hortikultura.

Hortikultura merupakan produk pangan yang dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok seperti buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman hias dan tanaman obat.

Dukungan pengembangan produk hortikultura harus dilakukan lintas kementerian, bukan hanya di Kementerian Pertanian saja. Terutama infrastruktur, peran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) penting agar jalan usaha tani secara fisik lancar.

Menjawab hal tersebut, Kemenpupera yang diwakili Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Hermanto Dardak menegaskan dukungannya untuk petani hortikultura. Strategi yang dilakukan yakni melakukan pengembangan wilayah beserta infrastrukturnya berbasis 35 Wilayah Pengembangan Strategis (WPS).

"Pengembangan holtikultura di masing-masing daerah dapat disinergikan dengan konektivitas yang baik seperti akses jalan yang baik dan memadai," katanya. Dengan begitu, wilayah tersebut dapat menjadi wilayah pertumbuhan dan menjadi mesin pertumbuhan bagi wilayah itu sendiri.

Jika sesuai dengan produktivitas dari lahan suatu wilayah, lanjut dia, maka wilayah tersebut harus diberi insentif agar mendorong pertumbuhan produktivitas wilayah. Contohnya di Sumatera terdapat pengembangan untuk komoditas cabai, bawang dan jeruk, insentif perlu untuk menumbuhkan semangat para petani dan pengusaha setempat.

Dalam pengembangan kawasan pertanian, Dardak menjelaskan, Kemenpupera mendukung dengan pembangunan infrastrukturnya seperti irigasi, bendungan dan embung. Dalam prosesnya, Kemenpupera mendukung pengadaan air bersih dan air baku, serta di wilayah pertumbuhannya akan didukung dengan jalan aksesnya.

Saat ini Kementerian juga sedang mengembangkan konsep anjungan cerdas. Ia akan menjadi media promosi untuk produk lokal, dengan harapan holtikultura dari suatu daerah dapat mengisi anjungan cerdas tersebut sehingga dapat meningkatkan produktivitas produk lokal di daerah itu sendiri.

Pembangunan jalan nasional juga dapat dibarengi dengan penanaman produk hortikultura di pinggiran jalannya. Tapi hal tersebut perlu dikoordinasikan dengan kementerian lainnya. Rencana tersebut juga jangan sampai mengganggu keselamatan pengguna jalan nasional serta menerapkan prinsip efisiensi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement