Selasa 12 Jan 2016 08:05 WIB

Diusir Dari Kampanye Trump, Kelompok Aktivis Akan Kembali Lakukan Aksi

Rose Hamid, Muslimah yang diusir dari Kampanye Donald Trump
Foto: Thestate.com
Rose Hamid, Muslimah yang diusir dari Kampanye Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Anggota kelompok informal aktivis hak-hak sipil yang diusir dari kampanye Trump Jumat lalu mengaku tidak menyerah.

"Katakan saja jika Trump datang kembali ke lingkungan kami, kami mungkin menengoknya," ujar seorang pengacara imigrasi sekaligus anggota kelompok Marty Rosenbluth. Rosenbluth berdiri di sebelah Rose Hamid, Muslimah yang dengan cepat menjadi perbincangan media.

Trump pada Desember menyerukan larangan sementara kepada Muslim untuk memasuki AS menyusul serangan terkoordinasi di Paris. Militan bersenjata dan pembom bunuh diri dalam insiden Paris menewaskan sekitar 130 orang.

Komentarnya secara luas dikutuk politisi AS, baik Demokrat maupun Republik. Banyak yag mengatakan larangan tersebut akan menjadi tidak praktis dan cenderung tidak konstitusional.

Banyak pengunjuk rasa mencoba mengganggu kampanye Trump dengan nyanyian dan memegang tulisan protes. Namun, kelompok pengunjuk rasa pada Jumat di Rock Hill melakukan cara berbeda.

Carolina selatan dianggap sebagai negara penting dalam pemilihan suara yang dijadwalkan 20 Februari. Wilayah tersebut menjadi target Trump meraup suara dan merebut nominasi partai untuk terus melaju ke Gedung Putih pada November.

Rosenbulth menunjukkan pada 4 Desember, kampanye Trump di Raleigh, Carolina utara di mana kelompok tersebut dengan cepat diusir setelah berteriak. "Jadi saya berpikir, apa yang akan terjadi jika hanya berdiri diam?" katanya.

Pada pertengahan Desember, Trump tampil di Aiken, Carolina selatan. Beberapa aktivis mencoba pendekatan yang tenang dengan berdiri sambil mengenakan bintang kuning dengan pesan 'Hentikan Islamophobia'.

"Penjaga keamanan butuh beberapa menit untuk memutuskan bagaimana menangani situasi, sebagian karena mereka tidak mengganggu kampanye," kata Rosenbluth.

Protes terbukti sukses sehingga para aktivis memutuskan kembali mencoba Jumat lalu. Sementara kamera terfokus pada Hamid dan Rosenbluth, enam orang lainnya berdiri beberapa baris di belakang mereka mengenakan bintang kuning.

Hamid (56 tahun) mengatakan melalui telepon pada Senin (11/1), ia tidak terlibat dalam perencanaan. Ia memutuskan pergi ke kampanye pada hari libur kerjanya setelah menerima surat elektornil dari pengunjuk rasa yang lain Edith Garwood.

"Dia (Garwood) berencana melakukan protes diam. Saya mengatakan kepadanya apa yang ingin saya lakukan," kata Hamid yang merupakan presiden kelompok Muslim Women of Carolina.

Hamid mengaku ingin menarik perhatian sebanyak mungkin orang dan memilih tempat strategis di belakang Trump. Ia berdiri tepat di belakang Trump ketika milirder itu menyebut pengungsi yang melarikan diri dari perang di Suriah mungkin berafiliasi dengan militan ISIS.

Tidak semua anggota kelompok berpegang pada strategi diam. Jibril Hough, seorang aktivis dari Charlotte yang berteman dengan Hamid memutuskan untuk menyanyikan 'Islam bukanlah masalah'. Ia pun diusir secara fisik.

Kampanye Trump belum mengomentari para pengunjuk rasa. Sebuah reli kampanye di New Hampshire Senin diketahui hanya ada satu gangguan ketika dua orang dikawal keluar setelah berteriak.

n./reuters/melisa riska putri

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement