REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah kelompok supremasi kulit putih menegaskan diri tidak memerlukan Muslim. Mereka membuat ribuan panggilan telepon otomatis di Iowa dan mendesak warga memilih Donald Trump sebagai nominasi calon presiden dari Partai Republik.
Kampanye telepon dipimpin oleh Partai Kebebasan Amerika yang di situsnya mengatakan, adat dan kebudayaan warisan dari orang-orang Amerika Eropa. Mereka juga menampilkan Dylann Roof yang menembak mati sembilan orang di sebuah gereja kulit hitam di Carolina Selatan sebagai inspirasi.
"Kami tidak perlu Muslim. Kami perlu kecerdasan, orang kulit putih terdidik yang akan berasimilasi dengan budaya kita," kata editor majalah supremasi Amerika Renaissance, Jared Taylor.
Taylor yang juga merupakan juru bicara Dewan Masyarakat Konservatif. Kelompok tersebut adalah kelompok supremasi yang berhubungan dengan sebuah organisasi segregasionis yang didirikan di Mississippi pada 1954 Dewan Masyarakat Kulit putih.
Kampanye ini menyuntikkan kontroversial lain ke dalam kampanye Trump yang lebih rasial dibanding kampanye terbarunya. Trump muncul sebagai kejutan dalam kontes pencalonan partai Republik.
Ia menyebut migran Meksiko pemerkosa. Ia juga menyerukan larangan bagi umat Islam memasuki negara itu setelah pembantaian di San Bernardino bulan lalu oleh pasangan Muslim.
Saingannya dari Partai Republik mengecam pernyataan Trump, namun popularitas pengusaha miliarder di kalangan pemilih Republik yang kebanyakan kulit putih sangat besar.
"Saya tidak bisa mengatakan itu mengejutkan saya," kata mantan Republik Dave Zbaracki yang menghadiri kampanye untuk Partai Demokrat Hillary Clinton di Waterloo, Iowa.
Baca juga: Iran Isi Inti Reaktor Nuklir Arak dengan Semen