REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pemerintah Kabupaten Luwu Timur (Lutim) terus melakukan pekerjaan guna perpanjangan landasan (runway) di Bandara Sorowako.
Pengerjaan ini dilakukan agar bandara tersebut bisa digunakan untuk penerbangan komersil. Rencananya, bandara ini bisa digunakan pada bulan Maret.
Penjabat Bupati Kabupaten Lutim, Irman Yasin Limpo mengatakan, berdasarkan time schedule yang telah dipersiapkan kontraktor, pengerjaan ini bisa selesai pada bulan April. None, sapaan akrab Irman menjelaskan, pekerjaan perpanjangan runway bandara Sorowako yang dikerjakan oleh dua perusahaan kontraktor lokal tersebut menelan anggaran sebesar Rp 12 miliar, yang bersumber murni dari uang PT Vale atas permintaan Pemkab Lutim.
"Anggaran pembangunan ini bukan dari APBD atau APBN. Itu murni uang Sorowako, uang dari PT Vale yang kita minta untuk dibangunkan," kata None, Selasa (12/1).
None mengatakan, dalam kunjungan terakhir yang dilakukan oleh pihaknya beberapa hari lalu bersama Dinas PU dan manajemen PT Vale, proses penimbunan sepanjang 150 meter sudah rampung dan tinggal dilakukan overlay (pengaspalan).
Dan sesuai hasil pembicaraan dengan manajemen PT Vale penambahan landasan pacu bandara sejauh 300 meter. Saat ini landasan pacu baru mencapai 1.050 meter, dengan penambahan tersebut, maka panjang lintasan akan mencapai 1.350 meter.
Jika perpanjangan landasan pacu telah rampung, lanjut None, pihaknya akan segera mendaratkan pesawat di Bandara Sorowako sesuai hasil negosiasi dengan beberapa pihak maskapai.
"Pokoknya kalau landasan rampung, sejumlah pesawat jenis ATR 72 milik Wing's Air dan Garuda telah menyatakan kesiapannya untuk mendarat di bandara Sorowako" ungkapnya.
Dia menilai, setelah bandara Sorowako bisa beroperasi dengan pesawat komersil, maka masyarakat umum yang berada di sekitar Sorowako bisa menggunakan pesawat untuk penerbangan ke laur Sorowako seperti Makassar. Hal ini dipastikan bakal memberikan dampak yang sangat positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat di Lutim.
"Sekarang Makassar-Lutim itu 12 jam, padahal kalau naik pesawat cuma 50 menit. Pas sudah rampung, masyarakat sekitar Makassar yang akan berangkat ke Lutim dan sekitarnya pasti lebih banyak memilih pesawat ketimbang jalur darat yang lama," jelasnya.
Sebelumnya, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, saat menghadiri acara Festival Danau Matano di Sorowako beberapa waktu lalu mengatakan, pihaknya akan memaksa PT Vale agar mau membuka akses Bandara yang ada di Sorowako agar bisa diakses oleh penerbangan komersil.
"Kalau mereka (PT Vale) tidak mau, kita akan paksa. Harus dipaksa, ini untuk kepentingan rakyat," kata Syahrul.
Menurut Syahrul, terbukanya akses bandara tersebut akan memberikan pengaruh besar terhadap perekonomian masyarakat Lutim, termasuk sektor Pariwisata. Untuk itu Pemprov Sulsel pun akan mengupayakan agar panjang landasan di Sorowako bisa ditambah kemudian hari agar mampu menampung pesawat besar.
Syahrul melanjutkan, Lutim memiliki Danau Matano yang merupakan danau terdalam ke delapan di dunia, yang berpotensi menjadi lokasi penyelenggaraan event olahraga air internasional seperti olahraga air.
"Kalau kita liat Danau Matano ini luar biasa potensinya, ini bisa dikembangkan. Kita bisa jadikan danau ini sebagai tempat pelaksanaan event olahraga air bertaraf internasional," ujarnya.