REPUBLIKA.CO.ID, NAY PYI TAW -- Ratusan perwakilan dari militer, parlemen dan kelompok etnis bersenjata bertemu untuk memulai pembicaraan damai Myanmar, Selasa (12/1). Pertemuan ini menyusul kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani pada Oktober oleh pemerintah dan delapan kelompok bersenjata.
Pemimpin partai pemenang pemilu Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Aung Sang Suu Kyi mengatakan, proses perdamaian akan menjadi prioritas utama pemerintahan selanjutnya. Meski demikian, kontributor BBC mengatakan banyak pihak meragukan konferensi ini.
Semua pasukan pemberontak yang lebih aktif di Myanmar sepertinya menolak muncul di konferensi. Sejumlah kelompok juga dihalangi militer Myanmar. Menurut kontributor BBC, Jonah Fisher di Yangon, delapan kelompok yang ikut sepakat adalah mereka berasal dari wilayah selatan. Di sana situasi lebih damai.
Mereka juga tidak sering terlibat bentrokan dengan militer. Sementara kelompok lainnya adalah mereka yang menentang keras militer Burma.
Suu Kyi telah berbicara dalam konferensi dan mengatakan proses perdamaian adalah prioritas utama. Para kelompok bersenjata etnis ini menginginkan otonomi lebih dan kemerdekaan.