Seorang wartawan melihat rumah sewaan yang dijadikan kantor Gerakan Fajar Nusantara di Jalan Ciputat Raya, Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Selasa (12/1). (Republika/Yasin Habibi) (FOTO : Republika/ Yasin Habibi)
Seorang wartawan melihat rumah sewaan yang dijadikan kantor Gerakan Fajar Nusantara di Jalan Ciputat Raya, Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Selasa (12/1). (Republika/Yasin Habibi) (FOTO : Republika/ Yasin Habibi)
Seorang wartawan melihat rumah sewaan yang dijadikan kantor Gerakan Fajar Nusantara di Jalan Ciputat Raya, Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Selasa (12/1). (Republika/ Yasin Habibi) (FOTO : Republika/ Yasin Habibi)
Rumah sewaan yang dijadikan kantor Gerakan Fajar Nusantara di Jalan Ciputat Raya, Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Selasa (12/1). (Republika/Yasin Habibi) (FOTO : Republika/ Yasin Habibi)
Anak sekolah melintas di depan rumah sewaan yang dijadikan kantor Gerakan Fajar Nusantara di Jalan Ciputat Raya, Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Selasa (12/1). (Republika/Yasin Habibi) (FOTO : Republika/ Yasin Habibi)
Warga melintas di depan rumah sewaan yang dijadikan kantor Gerakan Fajar Nusantara di Jalan Ciputat Raya, Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Selasa (12/1). (Republika/ Yasin Habibi) (FOTO : Republika/ Yasin Habibi)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang wartawan melihat rumah sewaan yang dijadikan kantor Gerakan Fajar Nusantara di Jalan Ciputat Raya, Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Selasa (12/1).
Sekretariat Dewan Pengurus Pusat (DPP) organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang berlokasi di Jakarta sudah enam bulan ditinggalkan penghuninya.
Advertisement