REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY, Kombes Hudit Wahyudi mengatakan dua tersangka penculikan dr. Rica, Eko Purnomo dan Veni Ori Nanda merupakan pengikut aktif Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Menurut Hudit, keduanya aktif dalam Gafatar sejak menjadi mahasiswa. Hal yang sama juga terjadi pada dr. Rica. Namun dr. Rica berhenti mengikuti gerakan tersebut sejak lulus kuliah dan menikah.
"Eko dan Veni memang masih aktif di sana sampai sekarang. Tapi dr. Rica sudah berhenti," ujarnya, Selasa (12/1).
(Baca: Polda DIY Tetapkan Tersangka Penculikan Dokter Rica)
Hudit juga menyebut Eko dan Veni aktif dengan Gafatar bersama beberapa dokter di Kartasura. Ia pun mengatakan dulu ada kumpulan mahasiswa Fakultas Kedokteran di sebuah perguruan tinggi swasta Yogyakarta yang memang terindikasi mengikuti Gafatar.
Adapun modus penyebaran ajaran gerakan ini dilakukan melalui orang-orang terdekat. Biasanya masih dalam lingkungan keluarga atau memiliki hubungan kekerabatan.
Misalnya orang tua yang sudah mengikuti Gafatar mengajak anaknya untuk ikut dalam gerakan ini. Maka itu Hudit mengimbau agar semua pihak lebih waspada dan berhati-hati terhadap ajakan untuk mengikuti aliran tertentu yang bersifat tertutup.
"Harapannya semua orang juga bisa lebih peduli dengan anggota keluarganya," ujar Hudit.
Sasaran Gafatar sendiri merupakan anak-anak yang masih berusia muda. Saat ini Eko dan Veni masih ditahan di Polda DIY untuk menjalani proses penyidikan. Sementara dr. Rica sudah dipulangkan ke keluarganya.
Berdasarkan informasi yang beredar, terdapat terdapat pemukiman khusus para aktivis Gafatar di Pangkalan Bun. Namun Polda DIY sendiri belum bisa memastikan apakah pemukiman tersebut merupakan tempat khusus para pengikut Gafatar ataun bukan.
"Camp-camp apapun yang dibuat, mereka pasti punya tujuan, belum kita ketahui untuk apa," kata Hudit.
Ia menambahkan, saat ini polisi masih berupaya menyelidiki pemukiman itu.
(Baca juga: Kenal Pentolan Gafatar, Perilaku PNS Ini Jadi Berubah)